Jumat 19 Aug 2022 09:41 WIB

Mahasiswa UB Didorong Kenali Karakter dan Ideologi Bangsa

Perpecahan bisa terjadi karena tidak bisa menyadari pluralitas menjadi hal penting.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Brawijaya (UB)
Foto: humas UB
Universitas Brawijaya (UB)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, seorang mahasiswa memang dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan. Namun mahasiswa juga dituntut untuk harus mengenal karakter dan ideologi bangsa Indonesia. 

Menurut Boy, pengenalan karakter nasional merupakan hal yang sangat wajib dan perlu dijaga untuk generasi muda. Hal ini bukan hanya secara akademisi mampu mempertahankan ilmunya. Namun mereka juga harus mampu mempertahankan bangsanya dalam persaingan global.

Dari sejumlah kampus yang ada di Indonesia, Universitas Brawijaya (UB) termasuk salah satu perguruan tinggi dengan mahasiswa terbanyak. "Itu artinya UB harus mampu mengenalkan karakter bangsa ke generasi muda yang merupakan calon pemimpin," katanya di UB Kota Malang, Kamis (18/8/2022).

Langkah tersebut penting dilakukan karena UB termasuk tempat belajarnya puluhan ribu mahasiawa dari berbagai daerah. Hal ini berarti UB mempunyai peran besar dalam melahirkan calon pemimpin. 

Boy berharap pemahaman tentang ideologi bangsa tidak hanya dipahami dalam konteks sebagai ilmu. Pemahaman ini juga harus berkenaan dengan pedoman jati diri bangsa yang harus dimiliki siapapun. Jika generasi muda tidak mengenali ideologi dan karakter bangsanya, maka mereka akan menjadi miskin identitas yang akan mempengaruhi daya saing bangsa terhadap masyarakat global.

Sementara itu, Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja sama dan Internasionalisasi UB, Profesor Moch. Sasmito Djati menambahkan, tantangan ke depan tidak hanya seputar pada fisik tetapi juga ideologi bangsa. Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai pluralitas yang harus dirawat. Hal tersebut dinilai menjadi harga yang mahal saat ini. 

Menurut dia, perpecahan bisa terjadi karena tidak bisa menyadari pluralitas menjadi hal yang sangat penting.  "Ada banyak kesenjangan di negeri ini. Yg bisa menjadi pemicu pecahnya  bangsa ini. Maka dari itu kita harus rawat dengan baik," ucap dia.

Hal yang pasti, kata dia, menjaga pluralitas merupakan tanggung jawab semua pihak. Jika ini terjaga, maka bisa tercipta menjadi negara adil dan makmur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement