Jumat 19 Aug 2022 05:11 WIB

Pengusaha Muslim Brasil Dibekali Wawasan Keislaman Dunia

Para pengusaha Brasil mengikuti agenda pelatihan gratis Dunia Islam ke-3

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Muslim Brazil saat melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Brazil (Mosquita Brazil Mosque) di Sao Paulo.
Foto: AFP
Muslim Brazil saat melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Brazil (Mosquita Brazil Mosque) di Sao Paulo.

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Para pengusaha Brasil mengikuti agenda pelatihan gratis Dunia Islam ke-3 pada Rabu (17/8/2022) waktu setempat dalam format hybrid. Para tamu menghadiri tiga kelas pertama secara langsung di Brasília, dan para pebisnis Brasil dari berbagai wilayah negara dan dunia menyaksikan secara daring.

Tema tahun ini adalah Etika dan Bisnis dengan Konsumen di Dunia Islam. Dilansir laman ANBA, Kamis (18/8/2022), kelas-kelas tersebut menginformasikan tentang peluang dan tantangan bagi pengusaha Brasil di 57 negara dengan mayoritas Islam.

Baca Juga

Pada pertemuan pertama ini, topiknya adalah Penduduk Muslim dan Kekhasannya, yang dibagi menjadi tiga kelas. Kelas pertama mengenai perkiraan pertumbuhan populasi Muslim dan pasar halal global. Wakil presiden Federasi Asosiasi Muslim Brasil (Fambras), Ali Zoghbi, memberi kuliah di sesi pertama.

Dia secara singkat mengulas Islam dan pilar-pilar esensialnya. Antara lain penghormatan terhadap perbedaan, kebebasan berkeyakinan, pelestarian hidup, dan konsep halal. Dia juga menceritakan kisah Alquran, kitab suci Islam.

"Halal berarti apa saja yang halal. Konsumsinya diizinkan oleh Allah bagi umat Islam menurut Syariah, hukum Islam. Halal adalah dasar dari segala sesuatu yang halal dalam makanan, sosial, perilaku, keadilan, pakaian, keuangan, dll. Ini adalah sistem yang didasarkan pada prinsip dan nilai untuk kemaslahatan umat manusia," kata Zoghbi.

Zoghbi menyampaikan saat ini populasi dunia adalah delapan miliar, dan 1,9 miliar adalah Muslim (24,5 persen). Pada 2060, akan ada 9,8 miliar orang di dunia. Dari jumlah tersebut, 3 miliar akan menjadi Muslim, atau 31,5 persen dari populasi dunia, menurut perkiraan, karena populasi agama Islam tumbuh lebih cepat daripada yang lain.

Tiga negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar adalah Indonesia, Pakistan, dan Bangladesh. Menurut Zoghbi, masih ada negara-negara seperti Nigeria dan India, di mana penduduk Muslim adalah minoritas tetapi masih dalam jumlah yang ekspresif.

"Di India, populasi Islam adalah 14 persen dari total, dengan 204 juta penganut. Ini adalah negara dengan minoritas Muslim terbesar di dunia. Ini adalah pasar yang berkembang," katanya.

Dia juga menyebutkan, Rusia memiliki populasi 14 juta Muslim, atau 10 persen dari total penduduk. Sedangkan China, sekarang salah satu pasar halal terbesar di dunia dalam impor dan ekspor.

Profil baru konsumen Muslim menjadi topik kuliah kedua, yang disampaikan oleh Alessandra Frisso, Managing Partner H2R Pesquisas Avançadas dan direktur Kamar Dagang Arab Brasil (ABCC). Dia menyampaikan, populasi muda semakin banyak hadir di pusat-pusat kota.

Sekitar 66 persen Muslim di seluruh dunia berusia di bawah 30 tahun dan memiliki pendapatan dan pendidikan. Mereka semakin terhubung, menghargai konsumsi etis, banyak membeli secara online, dan menyukai merek global yang selaras dengan nilai-nilai Muslim.

"Umat Islam semakin mencari konsumsi yang bertanggung jawab dan konvergensi antara halal dan LST (lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan), mengkonsumsi makanan, obat-obatan, kosmetik, pakaian, dan bahkan pariwisata halal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement