Kamis 18 Aug 2022 18:32 WIB

Banjir di Hulu Sungai Tengah Telan Satu Korban Meninggal Dunia

Sebanyak 366 unit rumah warga terdampak banjir dengan TMA hingga 30 sentimeter.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
 Banjir (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
Banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir melanda tiga kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan pada Rabu (17/8/2022). Akibatnya, satu orang warga Desa Tilahan dilaporkan meninggal dunia terseret arus banjir.

"Banjir dipicu curah hujan tinggi di wilayah pegunungan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan mengakibatkan banjir di empat desa, yakni Desa Aluan dan Aluan Besar Kecamatan Batu Benawa, Desa Haruyan Kecamatan Haruyan dan Desa Tilahan Kecamatan Hantakan," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/8/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, sebanyak 366 unit rumah warga terdampak banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 5 hingga 30 sentimeter. Lebih lanjut, BNPB mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hulu Sungai Tengah bahwa sebanyak 366 Kepala Keluarga (KK) atau 1.072 jiwa terdampak banjir tersebut, dan 4 KK diantaranya mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Pada saat kejadian, BPBD dan tim gabungan langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan assesmen, evakuasi, dan menyiapkan peralatan penanganan darurat. Kondisi terkini di lokasi kejadian, pihaknya mendapatkan laporan bahwa banjir telah surut dan para pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. "Namun petugas terus memantau dan siap siaga jika terjadi banjir susulan," ujarnya.

Ia mengutip Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman website-nya mengeluarkan prakiraan cuaca untuk wilayah Kalimantan Selatan. BMKG juga memberikan peringatan dini waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada siang atau sore hari di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, Tanah Bumbu, Kotabaru, dan sekitarnya pada Kamis, (18/8/2022).

Sementara melalui kajian risiko bencana Inarisk, wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki risiko bahaya banjir sedang hingga tinggi pada 11 kecamatan dengan luas bahaya 56.444 hektare. Menanggapi potensi bencana tersebut, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan ancaman bencana banjir susulan, khususnya bagi warga yang bermukim di sekitar sungai.

Untuk kesiapsiagaan, ketika hujan dengan itensitas tinggi terjadi terus menerus selama durasi 1 jam, masyarakat di daerah rawan banjir untuk mempersiapkan diri dan melakukan evakuasi ke tempat aman. "Kewaspadaan dan kesiapsiagaan bersama diharapkan dapat meningkatkan ketahanan terhadap bencana disekitar kita dan mengurangi jatuhnya korban jiwa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement