Rabu 17 Aug 2022 17:09 WIB

157 Anak di Zimbabwe Meninggal Akibat Wabah Campak

Afrika hadapi ledakan kasus campak akibat penundaan vaksinasi anak.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
 April lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Afrika menghadapi ledakan kasus campak akibat penundaan vaksinasi anak-anak. Menurut WHO, kasus campak di wilayah itu melonjak 400 persen.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
April lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Afrika menghadapi ledakan kasus campak akibat penundaan vaksinasi anak-anak. Menurut WHO, kasus campak di wilayah itu melonjak 400 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE – Wabah campak di Zimbabwe telah menyebabkan sedikitnya 157 anak meninggal. Saat ini negara tersebut telah mencatatkan lebih dari 2.000 infeksi penyakit tersebut.

"Pada 15 Agustus, angka kumulatif di seluruh negeri telah meningkat menjadi 2.056 kasus dan 157 kematian," kata Menteri Informasi Zimbabwe Monica Mutsvangwa kepada wartawan setelah rapat kabinet, dikutip Rabu (17/8/2022).

Baca Juga

Menurut Mutsvangwa, semua anak yang meninggal belum sempat divaksinasi campak. Oleh sebab itu, pemerintah Zimbabwe akan meningkatkan cakupan vaksinasi guna mencegah penyebaran dan korban jiwa lebih lanjut. Terkait hal tersebut, pemerintah akan merangkul para pemimpin tradisional dan agama untuk mendukung program vaksinasi campak.

Mutsvangwa mengungkapkan, selain perluasan vaksinasi, pemerintah Zimbabwe juga telah mengajukan undang-undang khusus guna memungkinkan mereka menarik dana yang dianggarkan untuk bencana nasional. Dana tersebut disiapkan untuk menangani keadaan darurat.

Kasus campak di Zimbabwe telah berkembang pesat sejak negara tersebut menemukan atau mencatatkan infeksi pertama penyakit itu awal bulan ini. Kementerian Kesehatan Zimbabwe sempat menyalahkan kemunculan wabah tersebut pada pertemuan sekte gereja.

Campak, yang utamanya menyerang anak-anak, adalah penyakit dengan komplikasi serius, termasuk kebutaan, pembengkakan otak, diare, dan infeksi saluran pernapasan akut. Gejala awal penyakit tersebut adalah munculnya ruam merah di wajah, kemudian menjalar ke seluruh tubuh.

April lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Afrika menghadapi ledakan kasus campak akibat penundaan vaksinasi anak-anak. Menurut WHO, kasus campak di wilayah itu melonjak 400 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement