Rabu 17 Aug 2022 13:58 WIB

UGM Lakukan Pembacaan Puisi Kemerdekaan

Pembacaan puisi dibagi empat sesi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
UGM Lakukan Pembacaan Puisi Kemerdekaan (ilustrasi).
Foto: Yusuf Assidiq
UGM Lakukan Pembacaan Puisi Kemerdekaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada melaksanakan Pembacaan Puisi Kemerdekaan di Balairung UGM memeriahkan HUT 77 RI. Pembacaan puisi yang diikuti oleh civitas akademika UGM ini jadi salah satu agenda resmi UGM yang diadakan setiap tahun.

Rektor UGM, Prof Ova Emilia mengatakan, banyak ekspresi yang bisa dituangkan dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satunya dengan berkarya sastra, khususnya puisi. Ini merupakan satu ekspresi pribadi bebas dan kreatif.

Baca Juga

Ia berpendapat, sebuah karya sastra turut memberikan andil bagi kita semua untuk bisa mengekspresikan, melukiskan keindahan, bahkan perasaan emosional. Yang mana, Ova menekankan, sekaligus merupakan penghiburan bagi kita semua.

"Ini juga sejalan dengan kampus UGM sebagai kampus pusat kebudayaan," kata Ova, Rabu (17/8).

26 pembacaan puisi ditampilkan. Doa Serdadu Sebelum Berperang oleh Arie Sujito, Dongeng Merdeka oleh Acep Yonny, Aku Ingin Lebih Banyak Badut oleh Afnan Malay, Ijinkan Aku oleh Arif Nurcahyo, Kepongpong dan Ulat oleh Budi Setiadi Daryono.

Merah Putihku oleh Darwito, Tanah Air Mata oleh Elin Ayu Wulandari, Surat dari Ibu oleh Gandes Retno Rahayu, Menatap Merah Putih oleh Heru Marwata, Aku Melihat Indonesia oleh Itadz Tadkiroatun Musfiroh dan Aku oleh Nadia Puti Dianesti.

Pejuang Merah Putih oleh Novi Indrastuti, Rumah yang Kita Tinggali oleh Ons Untoro, Sajak Sebatang Lisong Panca oleh Lintang Dyah Paramitha, Pahlawan Ttk Dikenal oleh Panut Mulyono, Rengkuhan Merah Putih oleh Sri Penny Alifiya Habiba.

Museum Perjuangan oleh Toto Sugiharto, Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini oleh Retno Widowati, Lagu Seorang Gerilya oleh Savitri Damayanti, Kisah Bendera oleh Sri Suryawidati Idham Samawi, Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia oleh Sudibyo.

Gerilya oleh Murtiningsih, Hikayat Merdeka oleh Umi Kulsum, Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api oleh Wahjudi Djaja, Hari Kemerdekaan oleh Wulan Tri Astuti dan Merdeka oleh Yayi Suryo Prabandari. Acara ditutup renungan dan doa dipimpin Achmad Munjid.

Pembacaan puisi dibagi empat sesi. Sesi pertama dibacakan Ova berjudul 'Dengan Puisi, Aku' karya Taufiq Ismail. Melalui forum ini, Ova berharap, bisa mengajak semua kembali memaknai kemerdekaan dalam ungkapan baik karya agung anak bangsa.

"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca puisi yang telah berpartisipasi," ujar Ova. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement