Senin 15 Aug 2022 19:55 WIB

Gelombang Panas Keringkan Sungai Yangtze

Suhu udara di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze mencapai 40 derajat Celcius

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Suhu udara di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze mencapai 40 derajat Celcius selama satu bulan terakhir.
Foto: EPA
Suhu udara di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze mencapai 40 derajat Celcius selama satu bulan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Daerah-daerah yang mengandalkan Sungai Yangtze, China, menggunakan pompa air dan roket penyemaian awan karena kekeringan menurunkan permukaan air dan mengancam panen. Gelombang panas diperkirakan akan berlangsung selama dua pekan.

Suhu udara di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze mencapai 40 derajat Celcius selama satu bulan terakhir. Pakar mengatakan hal ini disebabkan variasi yang picu perubahan iklim di dataran tinggi subtropis Pasifik barat yang menentukan suhu musim panas seluruh Asia timur.

Surat kabar pemerintah Shanghai, Guangming Daily melaporkan karena panen musim gugur terancam. Kementerian Pertanian mengerahkan 25 tim ke daerah-daerah kunci untuk mengambil tindakan melindungi lahan pertanian.

Pada Senin (15/8/2022) pakar Pusat Iklim Nasional China memberitahu Harian Kementerian Teknologi dan Sains China, gelombang panas akan berlangsung selama dua pekan lagi. Suhu ekstrem tahun ini menjadi yang terlama sejak catatan mengenai itu dicatat pada tahun 1961.

Pada Juli lalu curah hujan Sungai Yangtze turun hingga 30 persen dibandingkan biasanya dan turun 60 persen pada bulan Agustus. Komisi Sumber Daya Air Sungai Yangtze mengatakan anak sungai Yangtze "terendah" dalam catatan sejarah.

Permukaan air Danau Poyang di Provinsi Jiangxi, China Tengah, yang berperan besar dalam mengatur aliran air Sungai Yangtze selama musim panas, turun dari tingkat normal selama musim dingin kering. Setelah curah hujan turun 50 persen dari biasanya pada bulan Juli.

Media melaporkan desa-desa yang mengandalkan air dari danau itu terpaksa menggunakan pompa untuk mengairi sawah padi mereka. Kota Chongqing di barat daya, menghadapi musim panas terpanas dalam catatan yang ditulis sejak 1961.  

Media melaporkan 900 roket penyemai awan telah digunakan untuk menciptakan hujan. Daerah lain melakukan modifikasi cuaca lainnya.

China biasanya melepaskan air dari Bendungan Tiga Ngarai untuk mengatasi kekeringan Sungai Yangtze. Tapi data pemerintah menunjukkan aliran sungai tahun ini hanya setengah dari tahun lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement