Senin 15 Aug 2022 16:56 WIB

Saratoga Tingkatkan Investasi ke Sektor Teknologi

Saratoga menyuntikkan modal pada perusahaan penyedia layanan data center.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Logo Saratoga
Foto: saratoga-investama.com
Logo Saratoga

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) memperluas investasi ke industri data center. Sebagai informasi, belum lama ini Perseroan menyuntikkan modal pada perusahaan penyedia layanan data center ramah lingkungan, AtriaDC. 

Potensi pertumbuhan yang tinggi menjadi faktor Perseroan meningkatkan investasi industri data center. "Memang kita lihat industri data center ini sangat prospektif ke depan, apalagi dengan adanya pandemi, era digitalisasi semakin cepat," kata Investor Relations Saratoga Investama Sedaya Ryan D Sual, Senin (15/8/2022). 

Baca Juga

Ryan menjelaskan, investasi ke industri data center juga sejalan dengan strategi perseroan dalam mengembangkan sektor infrastruktur digital. Seperti diketahui, hingga Mei 2022, Perseroan menggenggam sebanyak 31,26 persen saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang fokus ke bisnis menara telekomunikasi. 

Menurut Ryan, investasi di sektor digital ke depannya akan sangat diuntungkan seiring dengan meningkatnya penggunaan internet dan e-commerce. Sebelumnya, Perseroan juga telah berinvestasi langsung di perusahaan e-commerce enabler Sirclo.

Selain sektor infrastruktur digital, Saratoga juga akan meningkatkan investasi ke sektor energi baru terbarukan (EBT), green economy hingga kesehatan. Ryan mengatakan, Perseroan akan terus mencari potensi dan peluang investasi di sektor-sektor tersebut.

Pada tahun ini, Saratoga melakukan investasi baru pada Forest Carbon, perusahaan pengembang proyek karbon premium yang berdiri pada tahun 2012. Forest Carbon melestarikan hutan dan lahan basah, melindungi keanekaragaman hayati serta memberdayakan masyarakat setempat untuk hidup sejahtera. 

Aktivitas tersebut menghasilkan kredit karbon yang dapat digunakan perusahaan-perusahaan global ternama untuk turut berpartisipasi dalam mendukung usaha pencegahan perubahan iklim global. 

"Bisnis kredit karbon menjadi salah satu industri baru yang potensial mengingat Indonesia memiliki cadangan karbon yang sangat besar, termasuk di dalamnya kaya akan hutan hujan tropis (rainforest) dan lahan basah yang penting, dimana wilayah Indonesia mencakup sepertiga luasan lahan gambut dunia," kata Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement