Senin 15 Aug 2022 16:49 WIB

'Agama Itu Menyatukan, Bukan Memecah Belah'

Penting untuk melakukan tadabbur Alquran untuk menangkap pesan-pesan Alquran.

Ilustrasi Pancasila dan Agama
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Pancasila dan Agama

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Pancasila itu adalah ideologi yang di dalamnya telah mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa Indonesia yaitu agama, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial. Namun Pancasila selalu dibenturkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama untuk  melakukan tindakan terorisme. Padahal, sejatinya Pancasila sudah merangkul prinsip agama yang rahmat dan maslahat dan di dalam Pancasila, agama itu menyatukan, bukan memecah belah.

Ketua Umum Pengurus Besar Mathlaul Anwar (Ketum PBMA), KH Embay Mulya Syarief, dirinya mengatakan, sudah sangat jelas bahwa sila-sila yang ada pada Pancasila itu mengacu kepada beberapa ayat Alquran.  Karena itu, sangat disayangkan jika bangsa Indonesia justru dipecah belah dengan narasi dengan kemasan agama yang keliru.

"Sudah jelas bahwa Pancasila itu mengacu kepada beberapa ayat Alquran, jangan sampai bangsa kita ini dipecah-belah dengan menggunakan kemasan agama. Karena agama itu menyatukan, bukan memecah belah,”ujar KH Embay Mulya Syarief, di Pandeglang, Jumat (12/8/2022).

Kyai Embai menjelaskan, sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Alquran Allah berfirman dalam Surat Al Ikhlas ayat 1 ‘Qul huwallahu Ahad’, dan Surat Al Baqarah ayat 163, ’wa ilaahukum ilaahuw waahidun laa ilaaha Illa huwar rahmanurrahiim’.

"Katakan Allah itu esa.  Esa dalam Dzat dan esa dalam sifat dan perbuatan.  Tuhan kalian adalah Tuhan yang Esa, tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang," katanya.

Pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Di mana kata Adil dan Adab itu menurutnya merupakan bahasa Al quran itu.  Kemudian sila yang ketiga, Persatuan Indonesia. Yang mana hal tersebut merupakan perintah agar umat manusia jangan terpecah-belah.

"Dulu bangsa kita ini kan ada 200 kerajaan lebih, dan hampir 400 tahun kita dijajah oleh Belanda karena kita tidak bersatu.  Nah ketika Allah menyatukan hati bangsa Indonesia kita bersatu. Kita bisa merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan," kata Kyai Embai.

Sila yang  keempat, jelasnya, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dimana kata Hikmah itu juga ada di dalam Al-Qur'an. Demikian juga kata Permusyawaratan itu juga  bahasa Alquran lagi. Sedangkan kata Wakil dari kata Perwakilan itu termasuk sifat Allah. "Wakil itu artinya apa? Tempat sandaran. Silakan cari di kitab suci lain pasti tidak ada," ucapnya.

Sedangkan sila yang kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ini menurutbya merupakan cita-cita. Dan sila kelima ini bisa terwujud kalau empat sila sebelumnya dijalankan.

"Jadi kelima sila itu semua merupakan kesepakatan. Dan Islam itu agama yang melarang kita untuk melanggar kesepakatan. Pancasila itu adalah kesepakatan konsensus nasional yang dicetuskan oleh para pendiri bangsa ini," katanya.

Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten ini juga mengkritisi pentingnya tadabbur Alquran untuk menangkap pesan-pesan Alquran, mengamalkan dan berpegang pada isi kandungannya. Agar kemudian tidak keliru memaknai pesan atau ayat Alquran yang sejatinya telah terkandung dalam Pancasila.

"Mungkin ya selama ini umat kurang mentadaburi Alquran, kalau menghafal itu tentu sudah banyak yang menghafal. Tapi kalau hanya sekadar menghafal tapi tanpa mentadaburi itu tentunya tidak sempurna," ucap Embay.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement