Senin 15 Aug 2022 15:22 WIB

Sambut HUT RI, Kodim 0735/Surakarta Gelar Lomba Jemparingan

Lomba tersebut diikuti oleh 300 peserta.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana lomba jemparingan di Benteng Vastenburg, Kota Solo.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Suasana lomba jemparingan di Benteng Vastenburg, Kota Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Komando Distrik Militer (Kodim) 0735/Surakarta bersinergi dengan Bank Indonesia untuk menyelenggarakan lomba jemparingan menyambut Kemerdekaan RI. Kegiatan tersebut berlangsung di Benteng Vastenburg.

Dandim 0735/Surakarta, Letkol Inf Devy Kristiono mengungkapkan, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 77, lomba tersebut menjadi penting. Pasalnya, pemilihan lomba jemparingan atau lomba memanah tradisional ini sebagai sarana untuk melestarikan kebudayaan, khususnya di wilayah Solo.

"Jemparingan ini budaya asli yang menjadi ciri khas dari Kota Solo yang memanah menggunakan panah tradisional beserta baju adat Jawa," ungkap Devy.

Terdapat dua lomba dalam giat ini yaitu Jemparingan Titisan atau lomba memanah dan pakaian adat yang dipakai peserta. Sedangkan untuk hadiah pemenang di antaranya sertifikat, piala, dan uang pembinaan.

"Saya berpesan pada para peserta lomba untuk mengikuti pertandingan secara profesional, fair play nanti akan kita akan bagikan hadiah bagi juaranya, baik untuk jemparingan maupun adat," kata Devy.

Lomba tersebut diikuti oleh 300 peserta. Mereka tidak hanya berasal dari wilayah Kota Solo, bahkan ada beberapa orang yang berasal dari luar Karesidenan Solo.

"Kebanyakan peserta berasal dari komunitas yang sudah menggeluti jemparingan, kegiatan ini juga gratis tanpa dipungut biaya, peserta yang berhasil menjadi juara juga akan mendapatkan hadiah," ungkapnya.

Jemparingan merupakan olahraga panahan yang berkembang sejak zaman Kerajaan Mataram. Berbeda dengan panahan modern, jemparingan memiliki keistimewaan tersendiri baik dari sisi kostum maupun gaya memanahnya.

Sementara itu, acara ini diawali dengan kirab budaya dengan para peserta lomba jemparingan yang mengenakan pakaian adat diiringi dengan ragam pasukan bregodo Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, reog, dan jathilan.

Usai upacara pembukaan dengan pelepasan busur pertama, para peserta kemudian duduk bersila dan mulai memanah sasaran bidik yang berupa bandulan menyerupai boneka yang digantungkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement