Sabtu 13 Aug 2022 11:19 WIB

Yuan, Rupee dan Lira Bakal Gantikan Posisi Dolar AS dan Euro di Lembaga Investasi Rusia

Perdagangan yuan-rubel mencapai rekor di Bursa Moskow pada bulan lalu.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Yuan dan dolar AS
Yuan dan dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Rusia sedang mempertimbangkan pembelian yuan China, rupee India, dan lira Turki digunakan dana sektor energi. Bank sentral mengungkapkan kemungkinan campuran mata uang pertama kalinya dalam laporan tentang prospek kebijakan pada tiga tahun ke depan.

Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Sabtu (13/8/2022) sejumlah besar investasi dari Dana Kesejahteraan juga akan masuk ke proyek-proyek domestik dari 2022-2025. Hal ini karena mereka diperlukan untuk membantu ekonomi beradaptasi dengan keadaan yang berubah sebagai akibat dari sanksi.

Baca Juga

Dengan pembelian euro dan dolar diblokir oleh sanksi internasional atas perang Rusia di Ukraina, Menteri Keuangan Anton Siluanov sebelumnya telah mengindikasikan Rusia dapat beralih ke mata uang lain untuk menambah Dana Kesejahteraan dan mungkin berinvestasi dalam yuan karena memperluas perdagangan dengan Asia.

Gubernur Bank of Russia Elvira Nabiullina telah memperingatkan agar tidak menggunakan mata uang yang bergejolak, sambil mendukung kembalinya tabungan pendapatan nomplok dari penjualan minyak dan gas. Bank sentral juga sebelumnya telah mendesak pemerintah untuk memerintahkan perusahaan negara untuk mengubah kepemilikan valuta asing mereka menjadi mata uang negara-negara yang belum bergabung dalam sanksi terhadap Rusia.

Kementerian Keuangan sedang mengerjakan perubahan aturan anggaran, yang ditangguhkan karena sanksi yang dijatuhkan setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina. Hal ini berusaha untuk membeli mata uang dari negara-negara yang terdaftar oleh Rusia.

Dana kekayaan tumbuh paling besar sejak Juli 2019 pada Mei karena melonjaknya harga energi tetapi turun menjadi hanya di bawah 200 dolar AS miliar bulan lalu. Perdagangan yuan-rubel mencapai rekor di Bursa Moskow pada bulan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement