Jumat 12 Aug 2022 17:03 WIB

BPOM Edukasi Masyarakat Konawe Kepulauan Cara Cek Pangan Aman

Ini sebagai bagian dari tahapan pelaksanaan Program Desa Pangan Aman.

Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memusnahkan susu kaleng tanpa memiliki logo halal di labelnya (ilustrasi). Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari mengedukasi masyarakat Desa Pasir Putih, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, mengenai cara mengenali pangan yang aman dan sehat.
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memusnahkan susu kaleng tanpa memiliki logo halal di labelnya (ilustrasi). Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari mengedukasi masyarakat Desa Pasir Putih, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, mengenai cara mengenali pangan yang aman dan sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari mengedukasi masyarakat Desa Pasir Putih, Kecamatan Wawonii Barat, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, mengenai cara mengenali pangan yang aman dan sehat.

Koordinator Kelompok Substansi Informasi dan Komunikasi BPOM Kendari Hasnah Nur melalui telepon di Kendari, Jumat (12/8/2022), mengatakan, BPOM melakukan edukasi melalui bimbingan teknis komunitas keamanan pangan desa dan usaha pangan desa. Ini sebagai bagian dari tahapan pelaksanaan Program Desa Pangan Aman.

Baca Juga

"Bimtek Komunitas Desa diikuti 50 komunitas yang masing-masing terdiri atas 10 komunitas keluarga, 10 komunitas pangan siap saji, 10 komunitas sekolah, 10 komunitas ritel, dan 10 komunitas pangan industri rumah tangga (PIRT)," kata Hasnah.

Dia mengatakan, bimbingan teknis tersebut juga diikuti 15 kader yang terdiri atas lima kader keluarga, lima kader guru, lima kader masyarakat, empat Tim Keamanan Pangan Desa (TKPD), dan empat kader penyuluh keamanan pangan (DKP).

BPOM Kendari mengajak masyarakat agar cerdas dalam memilih pangan yang hendak dikonsumsi dengan selalu mengutamakan "ceklik"sehingga terbebas dari bahan yang berbahaya.

Dia menjelaskan, masyarakat harus cek kemasannya, apakah kemasannya masih bagus atau sudah rusak. Kemudian cek labelnya, yaitu tentang komposisi dari pangan tersebut, selanjutnya cek izin edar, artinya cek produk tersebut apakah telah mendapat izin dari pihak berwenang, dan terakhir cek kedaluwarsa pangan itu.

Dia berharap kegiatan bimbingan teknis komunitas keamanan pangan dapat memberi kontribusi selain pada kesehatan juga terhadap perekonomian masyarakat desa.

BPOM Kendari juga melaksanakan penilaian kesenjangan terhadap komunitas untuk mengetahui pemahaman dasar para peserta terkait keamanan pangan. Selain itu, diserahkan paket rapid testkit untuk pengujian bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan seperti formalin, boraks, pewarna rodamin B, dan pewarna methanil yellow kepada Kepala Desa Pasir Putih.

"Ini untuk digunakan oleh kader didampingi petugas kesehatan yang selanjutnya untuk penggunaannya dilakukan simulasi pengujian terhadap sampel panganan kue, ikan, dan ayam. Melalui simulasi ini diharapkan kader dapat menggunakan test kit secara mandiri," ujar dia.

Kepala Desa Pasir Putih Haslim mengimbau para peserta dapat mengimplementasikan hal itu sesuai yang diharapkan dalam pemenuhan keamanan pangan baik dalam keluarga, pangan siap saji atau di warung, ritel dan pangan industri rumah tangga.

Dia mengharapkan nantinya para peserta dapat mentransfer informasi keamanan pangan ini kepada masyarakat lainnya.

"Hal ini adalah merupakan perwujudan upaya pemenuhan konsumsi pangan yang aman dan bergizi dengan melibatkan peran kita semua," kata Haslim.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement