Kamis 11 Aug 2022 07:59 WIB

Sebanyak 13 Jamaah Haji Indonesia Masih Dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi 

Kemenkes akan tetap pantau jamaah haji yang yang dirawat di RSAS

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nashih Nashrullah
Jamaah Haji Indonesia yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (ilustrasi). Arab Saudi memberikan fasilitas kesehatan cuma-cuma untuk jamaah haji
Foto: ANTARA/Maha Eka Swasta
Jamaah Haji Indonesia yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (ilustrasi). Arab Saudi memberikan fasilitas kesehatan cuma-cuma untuk jamaah haji

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Jelang berakhirnya operasional haji, sebanyak 13 jamaah haji indonesia masih mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Arab Saudi. Sebanyak 9 jamaah dirawat di RSAS Makkah, 2 jamaah di Madinah, dan 2 Jamaah di Jeddah.

Dari jumlah tersebut didominasi jamaah dengan penyakit jantung dan saluran pernafasan. Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana, MARS, mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap jamaah haji yang dirawat di RSAS hingga pascaoperasional haji.

Baca Juga

“Sampai masa operasional haji selesai, setiap hari dilakukan visitasi oleh tim dokter KKHI baik di Makkah maupun di Madinah untuk memonitor kondisi jemaah yang dirawat di RSAS” ungkap dr Budi dalam keterangan, Kamis (11/8/2022).

Budi mengatakan, setelah masa operasional haji selesai, pihaknya akan terus melakukan proses pemantauan terhadap jemaah haji di RSAS melalui Kantor urusan Haji di Jeddah dan Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah. 

 

"Semua jamaah haji yang dirawat di RSAS tetap menjadi tanggung jawab pemerintah indonesia sampai nantinya jemaah bisa pulang ke Tanah Air” jelasnya.

Menurut dr Budi, jamaah haji yang dirawat di RSAS merupakan jamaah haji yang memang memiliki kasus berat dan membutuhkan penanganan kesehatan yang jauh lebih intensif. Sebagian jamaah juga membutuhkan alat bantu seperti ventilator.

Sehingga kondisinya belum memungkinkan untuk dapat dipulangkan melalui skema tanazul-evakuasi. 

Meski demikian pihaknya berharap jemaah yang saat ini masih dirawat di RSAS dapat segera pulih dan dapat dipulangkan secepatnya ke tanah air, menyusul kepulangan jemaah haji lainnya. “Kita berdoa mudah mudahan semua bisa kembali pulih dan bisa segera kita pulangkan” harap dr. Budi  

Sementara itu, angka kematian jamaah terbilang rendah hingga H-4 pemulangan terakhir jamaah haji Indonesia gelombang dua dari Madinah ke Tanah Air. Budi pun optimistis target kematian di bawah 1 per mil (1/1000) bisa tercapai.

Budi menyadari jika jumlah jamaah yang berangkat haji tahun ini berkurang lebih dari 50 persen. Adanya pembatasan usia maksimal 65 tahun juga bisa menekan angka kematian pada musim haji tahun ini. 

"Untuk angka per milnya yaitu target 1 per mil bisa tercapai. Mungkin tahun ini yang pertama dalam sejarah perjalanan ibadah haji,” kata Budi di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Madinah, Arab Saudi, Senin (8/8/2022).

Berdasarkan data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, ada 87 jamaah wafat hingga Selasa (9/8). Sementara itu, jumlah jamaah wafat pada musim haji 2019 mencapai 473 orang yang terdiri dari jamaah haji reguler dan haji khusus. 

Sementara itu, jumlah jamaah wafat hingga hari ke-67 mencapai 461 orang. Meski demikian, jumlah jamaah haji 2019 memang lebih banyak karena mencapai 231 ribu jamaah. Pada tahun itu pun, pihak Arab Saudi tidak menerapkan ketentuan pembatasan usia.   

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement