Selasa 09 Aug 2022 09:25 WIB

Banjir Terbesar Seoul dalam 80 Tahun Tewaskan 7 Orang dan 6 Hilang

Korsel dilanda hujan terberat dalam 80 tahun terakhir yang menewaskan 7 orang.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Ibu kota Korea Selatan (Korsel), Seoul dan sekitarnya dilanda curah hujan terberat dalam 80 tahun. Banjir menewaskan tujuh orang dan enam orang lainnya dinyatakan hilang
Foto: EPA-EFE/JEON HEON KYUN
Ibu kota Korea Selatan (Korsel), Seoul dan sekitarnya dilanda curah hujan terberat dalam 80 tahun. Banjir menewaskan tujuh orang dan enam orang lainnya dinyatakan hilang

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Ibu kota Korea Selatan (Korsel), Seoul dan sekitarnya dilanda curah hujan terberat dalam 80 tahun, Selasa (9/8/2022). Banjir besar yang terjadi mengakibatkan tujuh orang tewas dan enam orang lainnya hilang.

Banjir besar juga menggenangi rumah warga, merendam kendaraan, gedung dan stasiun kereta bawah tanah. Bagian dari Seoul, kota pelabuhan barat Incheon dan Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi Seoul menerima hujan lebat lebih dari 100 milimeter per jam Senin (8/8/2022) malam.

Sementara itu, curah hujan per jam di distrik Dongjak Seoul melebihi 141,5 mm pada satu titik, curah hujan tertinggi per jam sejak itu 1942. Seperti dilansir laman Yonhap, pemerintah mencatat hujan menyebabkan lima orang tewas dan empat lainnya hilang di Seoul, sementara di Provinsi Gyeonggi, dua orang meninggal dan dua lainnya hilang.

Sembilan orang mengalami luka-luka di Provinsi Gyeonggi dan 163 orang dari 107 rumah tangga di daerah ibu kota kehilangan tempat tinggal dan  mengungsi di sekolah dan fasilitas umum lainnya. Di Dongjak, seorang pegawai kantor bangsal berusia 60-an meninggal karena tersengat listrik pada Senin pukul 18.50 selama pekerjaan pembersihan setelah pohon pinggir jalan tumbang karena hujan. Satu orang lagi tewas pada pukul 17.40 di sebuah rumah terendam di distrik itu.

Di kota Gwangju, Provinsi Gyeonggi, satu orang ditemukan tewas terperangkap di bawah puing-puing setelah sebuah stasiun bus runtuh. Sementara satu lainnya meninggal di provinsi tersebut setelah tanah longsor membuatnya terkubur.

Hujan juga membuat banyak fasilitas umum tidak berfungsi, di antaranya delapan kasus rel kereta api yang banjir dilaporkan di Seoul, Incheon dan tempat lain. Banjir juga menyebabkan penangguhan sementara layanan di beberapa bagian dari beberapa jalur kereta api dan kereta bawah tanah.

Sekitar 80 bagian jalan negara, tiga jalan bawah tanah dan 26 tempat parkir tepi sungai diblokir karena masalah keamanan. Masuk ke 134 jalur pendakian di empat taman gunung nasional, termasuk Gunung Bukhan di pinggiran utara Seoul, tetap dilarang. 19 rute feri penumpang juga tidak beroperasi pada Selasa.

Pihak berwenang juga menutup beberapa jalan raya di Seoul pada Selasa pagi, termasuk jalan tol Olimpiade dan Dongbu. Otoritas pemadam kebakaran juga menyelamatkan 88 orang dari aliran banjir di Gyeonggi dan daerah lain.

Kementerian dalam negeri meningkatkan tingkat pengawasan kerusakan banjir dari "waspada" menjadi "serius" pada pukul 01.00 Selasa. Administrasi Meterologi Korea mencatat bahwa pusat negara dan wilayah lainnya menerima hujan hingga 50 mm per jam, dengan akumulasi curah hujan di Seoul mencapai 422 mm dari Senin hingga pukul 8 pagi Selasa.

Badan cuaca mengatakan lebih banyak hujan hingga 300 mm diperkirakan akan mengguyur wilayah ibu kota dan Provinsi Gangwon hingga Rabu. Bagian utara provinsi Chungcheong dan wilayah pedalaman barat laut Provinsi Gyeongsang Utara juga dapat mengalami hujan lebat hingga 200 mm.

Dinas Kehutanan Korea mengeluarkan peringatan tanah longsor di 47 kota dan kabupaten di seluruh negara Selasa pagi, termasuk di sembilan distrik di Seoul, bagian dari provinsi Incheon, Gyeonggi, Gangwon, dan Chungcheong Utara dan Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement