Senin 08 Aug 2022 19:01 WIB

Yogyakarta Antisipasi Potensi Kemacetan Saat Tol Beroperasi

Saat tol beroperasi diperkirakan volume kendaraan di jalanan Yogyakarta meningkat

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja mulai melakukan persiapan pembangunan jalan tol Jogja-Bawen di Tirtoadi, Sleman, Yogyakarta, Selasa (14/6/2022). Kegiatan proyek pembangunan jalan tol Jogja-Bawen mulai terlihat sepekan terakhir sejak peletakan batu pertama pada Maret silam. Rencananya proyek jalan tol ini akan selesai pada 2024 mendatang.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pekerja mulai melakukan persiapan pembangunan jalan tol Jogja-Bawen di Tirtoadi, Sleman, Yogyakarta, Selasa (14/6/2022). Kegiatan proyek pembangunan jalan tol Jogja-Bawen mulai terlihat sepekan terakhir sejak peletakan batu pertama pada Maret silam. Rencananya proyek jalan tol ini akan selesai pada 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta memproyeksikan terjadi peningkatan volume kendaraan di wilayah tersebut apabila tol menuju Yogyakarta sudah dioperasionalkan. Dengan demikian perlu dilakukan antisipasi sejak dini yang dilakukan secara komprehensif dari berbagai aspek.

"Antisipasi potensi kemacetan tidak bisa dilakukan parsial tetapi harus komprehensif dari berbagai aspek. Hal ini tidak bisa jika hanya dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta saja," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif di Yogyakarta, Senin (8/8/2022).

Baca Juga

Menurut dia, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta sudah menyiapkan antisipasi dari sisi manajemen lalu lintas dan aspek lain sesuai kewenangan perhubungan. Namun manajemen lalu lintas tidak akan bisa menyelesaikan potensi kemacetan yang akan muncul sehingga perlu didukung penataan dari bidang lain.

"Misalnya penataan di bidang infrastruktur dan kebijakan-kebijakan lain yang menjadi perhatian bersama dengan Pemerintah DIY hingga pemerintah pusat," katanya.

Agus berharap pemerintah pusat bisa memberikan perhatian lebih terhadap potensi kemacetan yang akan muncul sehingga bisa dilakukan langkah antisipasi secara komprehensif. Operasional tol menuju Yogyakarta, lanjut dia, akan memberikan dampak positif pada kecepatan waktu tempuh, biaya yang lebih murah, dan akses keluar-masuk yang cukup banyak yaitu dari Bawen atau Solo.

"Dengan waktu tempuh yang semakin cepat dan biaya yang relatif lebih murah, maka diperkirakan akan ada lebih banyak orang yang datang dengan kendaraan pribadi," katanya.

Peningkatan volume kendaraan membutuhkan peningkatan kapasitas jalan yang memadai. "Namun yang terjadi saat ini adalah kapasitas tetap dan volume kendaraan bertambah," ujar Agus.

Saat ini indeks VCR atau perbandingan antara volume kendaraan dan kapasitas jalan di Kota Yogyakarta rata-rata 0,6 dan akan meningkat mendekati 1 di beberapa ruas jalan pada jam-jam tertentu. "Saat tol beroperasi secara penuh dan tidak ada penambahan kapasitas jalan, maka dari proyeksi kami akan ada ruas jalan dengan indeks VCR lebih dari 1 atau sudah terjadi kemacetan. Ini yang perlu diantisipasi bersama," katanya.

Anggota DPRD Kota Yogyakarta Nugroho Nurcahyo juga memperkirakan hal serupa yaitu meningkatnya minat masyarakat datang ke Yogyakarta dengan kendaraan pribadi saat tol beroperasi. "Dari Jakarta ke Yogyakarta mungkin hanya butuh waktu enam jam. Waktu tempuh ini hampir sama jika naik pesawat. Ke Bandara Soekarno-Hatta dua jam, naik pesawat satu jam, dan sekitar 1,5 jam dari Bandara YIA ke Yogyakarta. Jadi saya kira, akan semakin banyak orang yang datang menggunakan kendaraan pribadi," katanya.

Menurut Nugroho, potensi tersebut perlu dimanfaatkan salah satunya untuk meningkatkan industri pariwisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement