Senin 08 Aug 2022 14:53 WIB

Dokter Ungkap Risiko Bawa Bayi Bepergian Jauh

Orang tua diimbau tak membawa bayi pergi jarak jauh.

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
 Dokter Ungkap Risiko Bawa Bayi Bepergian Jauh. Foto ilustrasi:  Pemudik membawa bayinya masuk ke dalam bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (6/6/2019).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Dokter Ungkap Risiko Bawa Bayi Bepergian Jauh. Foto ilustrasi: Pemudik membawa bayinya masuk ke dalam bus di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Kamis (6/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta mengungkap risiko jika membawa anak bayi bepergian jauh. Ini karena bayi rentan mengalami cedera.

Baca Juga

"Usia bayi adalah usia yang sangat rentan cedera kepala, leher, tulang belakang, 30 persen bobot bayi ada di kepalanya dengan leher yang belum mampu menopang kepala secara biomekanik, kepala bayi jadi seperti bandul yang bisa berayun tanpa tahanan yang cukup," kata Kurniawan seperti dari akun media sosial Twitter miliknya @sdenta dan telah mendapatkan izin untuk dikutip Republika, Senin (8/8/2022).

"Akhirnya risikonya sangat tinggi untuk cedera kepala berat, pendarahan otak dan lain-lain, bayi aja bisa risiko second baby syndrome apalagi kalau naik motor," ujarnya.

Tak hanya cedera kepala, Kurniawan mengingatkan beberapa cedera di bagian tubuh lainnya juga berpotensi terjadi."Risikonya tidak hanya cedera kepala tapi juga trauma multiple alias cedera di beberapa bagian tubuh yang terjadi bersamaan misal patah rusuk tungkai pendarahan rongga perut dan seterusnya," katanya.

Kurniawan juga menjelaskan bahwa bayi bisa mengalami hipotermia atau kedinginan lantaran hembusan angin saat naik motor. Akibatnya, bayi bisa mengalami gangguan pernapasan hingga kesadaran.

"Risiko lainnya yang dapat terjadi pada bayi adalah hipotermia atau kedinginan. Bayi nggak boleh kedinginan. Bayi dengan hipotermia resiko tinggi untuk mengalami gangguan pernapasan metabolisme sampai gangguan kesadaran," katanya.

Kurniawan tak mau berbicara banyak soal kasus yang terjadi pada bayi yang meningg usai dibawa dari Tegal ke Surabaya.

"Tapi pada beberapa kasus lain yang pernah dirinya tangani, cedera kepala pada bayi (atau hipotermia juga) bisa membuat kesadaran bayi menurun, bayi letoy jadi tak bisa minum, dipaksa minum terjadi aspirasi/tersedak, ya jadi batuk-batuk," ujarnya.

Lebih lanjut, Kurniawan menegaskan bayi tetap boleh bepergian selama kondisinya baik, sehat, nyaman, dan aman. Namun, ia tetap tidak merekomendasikan bayi diajak naik motor, baik jarak dekat maupun jauh.

Sebelumnya, seorang bayi perempuan berusia 6 bulan meninggal dunia usai dibawa orang tuanya berkendara dengan motor dari Tegal menuju Surabaya. Mereka ke Surabaya untuk menonton pertandingan klub kesayangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement