Senin 08 Aug 2022 13:37 WIB

Kripto Menguat di Tengah Kenaikan Sentimen Pasar

Juli menjadi bulan terbaik tahun ini untuk pasar aset kripto.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Dunia Kripto (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Dunia Kripto (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bitcoin (BTC) berada dalam tren kenaikan dan 24.000 dolar AS sekitar Rp 356 juta) menjadi level resistance. Setelah berjuang menembus level 24.000 dolar AS dua pekan lalu, level ini telah diuji lagi pada pekan pertama Agustus ini. 

Harga bitcoin kembali menanjak ke harga tinggi 24.666 dolar AS (sekitar Rp 366 juta), namun kembali ke level 23.000 dolar AS (sekitar Rp 341 juta). Harga bitcoin banyak berada di harga tinggi di area rendah sejak perubahan pergerakan di pertengahan Juni. 

Baca Juga

"Level 20.700 dolar AS (sekitar Rp 307 juta) yang merupakan level rendah pekan terakhir Juli lalu kini menjadi level kunci yang perlu diperhatikan untuk melihat apakah tren ini akan berlanjut atau tidak," kata Country Manager, Luno Indonesia Jay Jayawijayaningtiyas dalam risetnya dikutip pada Senin (8/8/2022).

Jika bitcoin jatuh ke bawah 20.700 dolar AS, maka ini akan menandakan tren penurunan dan menjadi sinyal bearish teknis. Menurut Jay, harga bitcoin masih dipertukarkan di level yang cukup menarik.

Level 23.000 dolar AS (sekitar Rp 341 juta) menjadi level resistance di pertengahan Juni dan pertengahan Juli serta berpotensi berbalik menjadi level support pada pekan pertama Agustus.

Jika harga bisa bertahan di level tersebut, lanjut Jay, ini akan menandakan harga tinggi di zona rendah dan menjadi sinyal bullish. Harga kemungkinan akan menembus level 24.000 dolar AS serta berpotensi menuju level 27.000-28.000 dolar AS (sekitar Rp 401-Rp 416 juta).

Jay mengatakan, Juli menjadi bulan terbaik tahun ini untuk pasar aset kripto. Pasalnya, Indeks Kapitalisasi Menengah, Kecil, dan Besar masing-masing telah tumbuh sebesar 40 persen, 30 persen, dan 26 persen.

Harga Bitcoin juga meningkat 9 persen dalam tujuh hari terakhir dan diperdagangkan di rentang 18.000 dolar AS (sekitar Rp 268 juta) hingga 24.000 dolar AS. Investor telah kembali berinvestasi Bitcoin di rentang harga tersebut. Bitcoin juga sempat mencapai 24.500 dolar AS (sekitar Rp 364 juta), dengan kenaikan harga hampir 17 persen. Kenaikan tersebut menjadi perolehan profit tertinggi sejak Oktober 2021.

Jay menambahkan, tren positif di pasar aset kripto ini didorong oleh meningkatnya optimisme pasar setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) minggu lalu saat Bank Sentral AS (The Fed) diprediksi akan memangkas suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

Bitcoin naik 9 persen dalam sepekan terakhir di tengah naiknya sentimen pasar. Para pelaku pasar memprediksi The Fed akan memotong suku bunga lebih cepat dari perkiraan, sehingga pasar saham pun mengalami rally usai pertemuan Rabu lalu. Dalam seminggu terakhir, S&P 500 naik 5 persen dan Nasdaq naik 6 persen. 

"Kenaikan bitcoin sebesar 9 persen pun cukup bukan hal yang mengejutkan mengingat korelasinya yang tinggi dengan pasar saham," kata Jay.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement