Kamis 04 Aug 2022 00:14 WIB

Menjadikan Karawang Kota Industri, Mungkinkah?

CBD sangat penting untuk mendukung transformasi Karawang menjadi Kota Industri

  Investasi di Kabupaten Karawang didominasi industri canggih, salah satunya adalah industri otomotif. Tampak presiden Joko Widodo (kiri) melepas ekspor perdana Toyota Fortuner ke Australia di Pabrik Karawang Plant 1 TMMIN, Karawang Barat, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). Ekspor perdana Toyota Fortuner yang diproduksi di pabrik TMMIN ke Australia tersebut merupakan tonggak sejarah kinerja industri manufaktur otomotif nasional yang mampu menembus standar produk global.
Foto: ANTARA/Setpres/Muchlis Jr
Investasi di Kabupaten Karawang didominasi industri canggih, salah satunya adalah industri otomotif. Tampak presiden Joko Widodo (kiri) melepas ekspor perdana Toyota Fortuner ke Australia di Pabrik Karawang Plant 1 TMMIN, Karawang Barat, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). Ekspor perdana Toyota Fortuner yang diproduksi di pabrik TMMIN ke Australia tersebut merupakan tonggak sejarah kinerja industri manufaktur otomotif nasional yang mampu menembus standar produk global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Berkembangnya kawasan CBD atau central business district di Jakarta juga telah mendorong peluang dikembangkannya kawasan sejenis di wilayah lain seperti Karawang. Apalagi di wilayah ini sudah berdiri kawasan industri berteknologi tinggi yang membutuhkan infrastruktur pendukung yang memadai. 

"Karawang harus naik level menjadi metropolitan baru," kata Yayat Supriatna, Pengamat Perkotaan dan Perencanaan Wilayah Trisakti dalam diskusi Menakar Prospek Properti Karawang Seiring Meningkatnya Investasi di Kawasan Industri Terbesar di Asia Tenggara, Rabu (8/3/2022). Menurutnya untuk mewujudkan itu harus ada pengembang besar yang bersedia berinvestasi membangun CBD di Karawang. Sehingga akan terbentuk hubungan saling melengkapi antara kebutuhan masyarakat bawah hingga kelas atas. 

Baca Juga

CBD  sangat penting untuk mendukung transformasi Karawang menjadi Kota Industri. Terlebih kehadirannya akan mendorong pertumbuhan perekonomian yang lebih kuat secara jangka panjang. ”Perlu diingat ibu kota negara akan pindah. Tidak tertutup kemungkinan pemilik pabrik di Karawang yang kantornya saat ini di Jakarta, pindah ke Karawang ketika di Karawang sudah siap dengan CBD nya,” kata Yayat.

Saat ini di kawasan Karawang masih lebih banyak fasilitas bagi kelas menengah ke bawah. Apabila ingin mengembangkan kawasan lebih modern, maka perlu dibangun fasilitas pendukung yang dibutuhkan mereka yang berada di kelas menengah ke atas. Apalagi di Karawang ini ada 1800 lebih industri yang hampir semuanya mempekerjakan kalangan ekspatriat.

Mereka membutuhkan akomodasi seperti hunian, tempat rekreasi dan sarana pendukung lainnya seperti di negara asal mereka. Sehingga untuk memenuhi kebutuhannya, mereka tidak perlu pergi jauh ke luar kota Karawang. Semakin banyak tenaga kerja asing yang berkantor di Karawang untuk kemudian mendorong peningkatan properti dan kawasan bisnis.

Pembangunan kawasan industri di Karawang harus diimbangi dengan fasilitas infrastruktur, jalan dan industri turunan  lainnya seperti perumahan, kawasan bisnis,  penghijauan dan lapangan kerja yang memadai. Tanpa fasilitas penyeimbang yang memadai akan memicu ketimpangan yang dapat memicu persoalan sosial perkotaan seperti kemacetan, polusi dan lainnya. 

Kepala Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu Kabupaten Karawang, Eka Sanatha, mengajak pengembang properti untuk berkolaborasi membangun daerah tersebut menjadi kawasan bisnis dan komersial layak huni, mengingat sektor properti di wilayah tersebut prospektif dan memiliki daya tarik investasi yang kuat."Kami sedang berupaya menjadikan Karawang ini bukan lagi sekadar Kawasan Industri akan tetapi Kota Industri," katanya.

Terlebih Karawang ditopang oleh fasilitas serta infrastruktur kelas dunia yang membuat semakin mudah akses dari dan menuju ke Karawang. Seperti tol Jakarta-Cikampek, tol JORR, pelabuhan Patimban yang melayani ekspor produk otomotif. Berdasarkan PP 13 Tahun 2017 dan Permenhub 69 Tahun 2013, rencananya, akan dibangun Bandara Soekarno-Hatta II di Karawang.

Kabupaten Karawang sangat prospektif untuk Kawasan bisnis dan komersial. Atas dasar itu, pihaknya mengundang lebih banyak pengembang  untuk berkolaborasi membangun Karawang yang lebih modern dan lebih layak huni. ”APBD kita hanya Rp 4,8 triliun. Kecil dibandingkan investasi yang masuk ke Karawang. Maka tidak mungkin kami membangun sendiri. Harus sama-sama dengan sektor swasta,” tuturnya.

Pengamat Properti dari Colliers Indonesia, Ferry Salanto, meyakini prospek properti di Karawang sangat positif dan berlangsung  jangka panjang. ”Apalagi investasi yang terjadi baru-baru ini adalah dari industri High Tech seperti Data Center dan Kendaraan Listrik. Ini akan meningkatkan profil pasar serta sustainabilitas industri di Karawang karena banyak yang berkaitan dengan teknologi masa depan,” katanya.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat, Joko Suranto, mengatakan pembangunan Kawasan Industri memang harus disertai kawasan hunian. Hal ini sejalan dengan cita-cita Pemkab Karawang untuk menjadi Kota Industri. Sehingga akan  mengurangi kemacetan lalu lintas, menciptakan kenyamanan kerja, dan menciptakan efisiensi sehingga menciptakan efek  yang luas dan positif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement