Selasa 02 Aug 2022 12:59 WIB

Ada Diabetes Tipe Baru, Peneliti: Jutaan Orang di Dunia Telah Mengidapnya

Apa beda diabetes tipe baru dengan diabetes tipe 1 dan 2?

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Pemeriksaan kadar gula darah. Peneliti menemukan ada tipe baru diabetes yang telah mengusik jutaan orang di dunia.
Foto: Prayogi/Republika.
Pemeriksaan kadar gula darah. Peneliti menemukan ada tipe baru diabetes yang telah mengusik jutaan orang di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat mendengar diabetes, orang-orang mungkin berpikir mengenai diabetes tipe 1 atau tipe 2. Di luar kedua tipe diabetes ini, ternyata ada tipe diabetes lain yang kini sudah mengenai jutaan orang di dunia.

Melalui jurnal Diabetes Care, tim peneliti dari Einstein Global Diabetes Institute (EGDI) mengungkapkan bahwa mereka menemukan tipe ketiga diabetes yang mereka sebut sebagai "diabetes terkait malanutrisi". Kasus diabetes terkait maalnutrisi ini ditemukan oleh tim peneliti di wilayah sub-Sahara Afrika dan Asia.

Baca Juga

Yang lebih mencengangkan, kasus diabetes terkait malanutrisi ternyata sudah cukup banyak terjadi. Menurut tim peneliti, kondisi ini telah memengaruhi puluhan juta orang di dunia.

Ide mengenai tipe ketiga diabetes mungkin asing bagi banyak orang. Akan tetapi, bagi para peneliti yang melakukan investigasi, hal ini bukan sesuatu yang baru. Founding director EGDI, Meredtih Hawkins, telah bekerja selama 12 tahun untuk bisa mengidentifikasi kasus penyakit kencing manis terkait malanutrisi.

 

"(Kasus diabetes terkait malanutrisi) jarang terjadi di negara-negara berpendapatan tinggi, namun ada di lebih dari 60 negara berpendapatan rendah dan sedang," ungkap Dr Hawkins, seperti dilansir Express, Selasa (2/8/2022).

Hanya saja, literatur ilmiah saat ini tak memiliki panduan untuk mengelola kasus diabetes terkait malanutrisi. Selain itu, para dokter di negara-negara berpendapatan rendah dan sedang cenderung membaca jurnal medis dari Barat, yang sebenarnya jarang menemukan kasus diabetes terkait malanutrisi.

"Jadi mereka tidak mempelajari soal diabetes terkait malanutrisi dan tak mengira adanya penyakit tersebut pada pasien mereka," kata Dr Hawkins.

Dr Hawkins berharap temuan terbaru mereka bisa meningkatkan kesadaran semua pihak terhadap keberadaan kasus diabetes terkait malanutrisi. Dengan begitu, akan hadir strategi-strategi pengobatan yang efektif di masa mendatang untuk penyakit ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement