Senin 01 Aug 2022 15:16 WIB

Kasus DBD di Kabupaten Indramayu Naik, Masyarakat Diminta Waspada

Masyarakat diminta menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) cegah DBD

Red: Nur Aini
Seorang kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) memeriksa bak penampungan air, ilustrasi. Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu meningkat.
Foto: ANTARA/Andi Bagasela
Seorang kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) memeriksa bak penampungan air, ilustrasi. Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu meningkat. Oleh karena itu, masyarakat setempat diimbau untuk waspada dengan menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Wawan Ridwan menyebutkan, sejak awal Januari sampai pekan ketiga Juli 2022, tercatat ada 190 kasus. Dari jumlah itu, terdapat tiga kematian penderitanya.

Baca Juga

Jumlah kasus maupun kematian akibat DBD pada tahun ini hampir menyamai tahun kemarin. Sepanjang 2021, Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu mencatat ada 210 kasus DBD, dengan empat kematian penderitanya.

‘’Ya kasus DBD saat ini meningkat,’’ kata Wawan, Senin (1/8/2022).

Wawan memprediksi, dengan jumlah kasus yang sudah mencapai 190 kasus pada Juli 2022, maka hingga akhir tahun ini jumlah kasusnya akan melebihi tahun kemarin. Meski demikian, dia berharap agar angka kematian akibat DBD tidak bertambah lagi.

‘’Kami berharap tidak ada lagi kematin akibat DBD meskipun tren kasusnya meningkat,’’ kata Wawan.

 

Wawan menjelaskan, peningkatan kasus DBD pada tahun ini dipengaruhi oleh musim kemarau basah. Hujan yang kerap turun di tengah musim kemarau akan menimbulkan banyak genangan.

 

Genangan air terutama pada tempat penampungan air yang dibiarkan terbuka akan menjadi lokasi favorit nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur. Aedes aegypti merupakan nyamuk penyebar virus Dengue, yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD.

‘’Ini yang harus diwaspadai, berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti,’’ kata Wawan.

Wawan menyebutkan, kasus DBD hampir merata di semua kecamatan di Kabupaten Indramayu. Namun, ada beberapa kecamatan yang tingkat prevalensinya lebih tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yakni, di kecamatan-kecamatan yang padat penduduk. Seperti Kecamatan Indramayu, Jatibarang, Balongan, Haurgeulsi, dan Patrol.

‘’Untuk mencegah DBD, kami imbau masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M Plus,’’ kata Wawan.

Adapun 3M itu adalah menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, serta mendaur ulang limbah barang bekas yang bernilai ekonomis, yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Sedangkan Plus-nya, merupakan upaya pencegahan tambahan. Di antaranya, dengan cara memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup serta memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement