Jumat 29 Jul 2022 18:07 WIB

5 Pelajaran Abadi dari Hijrah Nabi Muhammad SAW

Kehidupan Nabi Muhammad berubah secara dramatis sejak ia menjadi utusan Allah.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Padang Pasir. 5 Pelajaran Abadi dari Hijrah Nabi Muhammad SAW
Foto: Pixabay
Ilustrasi Padang Pasir. 5 Pelajaran Abadi dari Hijrah Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 1.444 tahun yang lalu merupakan titik balik terbesar dalam kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Hijrah Nabi Muhammad adalah titik balik dalam sejarah. Itu adalah awal dari periode ketika Nabi akan berubah dari orang Makkah yang tertindas menjadi orang yang kembali sebagai penguasa dermawan.

Nabi harus menyelinap di malam hari menghindari para pembunuh dan akan kembali bertahun-tahun kemudian dengan kemenangan dan sambil memuliakan Allah. Pelajaran dari hijrah tidak lekang oleh waktu dan untuk kita renungkan selamanya.

Baca Juga

Bahkan, pada masa Nabi, menjelang akhir hayatnya, Allah SWT mengingatkan orang-orang beriman tentang Hijrah dan bagaimana Allah telah membantunya melewatinya. Ayat itu berbunyi:

Jika Anda tidak membantu Nabi (SAW), Allah telah membantunya ketika orang-orang kafir telah mengusirnya (dari Makkah) sebagai salah satu dari dua, ketika mereka berada di gua dan dia berkata kepada temannya:

"Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS At-Taubah:40)

5 Pelajaran Abadi dari Hijrah Nabi Muhammad SAW

1. Allah tidak membutuhkan kita

Allah memulai dari awal ayat bahwa bahkan jika orang-orang beriman tidak membantu Nabi dalam keadaan yang tidak terlalu sulit, maka itu tidak menjadi masalah. Allah akan membantu Nabi-Nya dan agama-Nya dengan cara yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun.

Semua orang di Makkah mengharapkan Nabi meninggal pada pagi hari, namun Allah (SWT) menyelamatkannya dan membawanya ke Madinah. Dia tidak membutuhkan tentara untuk melindunginya, dia hanya membutuhkan Allah. Ini adalah pengingat bagi kita bahwa setiap kali kita melakukan sesuatu untuk kepentingan Islam, kita hanya membantu diri kita sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement