Selasa 26 Jul 2022 16:00 WIB

Akankah Kita Bisa Bertemu Keluarga Saat di Surga?

Segala permintaan penghuni surga akan dikabulkan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
 Akankah Kita Bisa Bertemu Keluarga Saat di Surga?. Foto: Ilustrasi Surga
Foto: Pixabay
Akankah Kita Bisa Bertemu Keluarga Saat di Surga?. Foto: Ilustrasi Surga

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Dalam berbagai ayat, Allah SWT menjelaskan tentang nikmat yang dirasakan para penghuni surga. Segala keinginan mereka dikabulkan yang merupakan balasan atas amal perbuatannya dan pemberian Rahmat Allah.

Tapi bisakah kita bertemu keluarga kita di surga kelak? Apakah seseorang bisa meminta anggota keluarganya agar masuk surga karena semua permintaan para penghuni surga dikabulkan? 

Baca Juga

Dilansir dari About Islam, Selasa (26/7/2022), Cendikiawan Islam, Profesor Shahul Hameed membenarkan bahwa segala permintaan penghuni surga akan dikabulkan. Mereka bahkan diberi nikmat yang mungkin tidak bisa dibayangkan oleh manusia di dunia. 

Allah SWT berfirman:

 

يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ ٱلْأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلْأَعْيُنُ ۖ وَأَنتُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: "Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya." (QS Az Zukhruf: 71).

Dalam ayat lain Allah menjelaskan bahwa nikmat surga bahkan tidak terbayangkan. 

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّآ أُخْفِىَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya:"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan." (QS. As Sajdah:17).

Seperti dalam ayat-ayat di atas, telah berulang kali dijelaskan bahwa penghuni surga akan memiliki semua keinginan hatinya di surga. Semua dikabulkan sesuai yang diminta.

Ini berarti bahwa jika penghuni surga ingin bertemu dengan orang tua, saudara laki-laki dan perempuan, putra dan putri, suami atau istri, mereka akan memiliki mereka di sana.  Tetapi seandainya sebagian dari mereka tidak layak masuk surga.  Apa yang terjadi kemudian?. 

Allah SWT berfirman dalam Alquran:

وَٱلَّذِينَ صَبَرُوا۟ ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِٱلْحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمْ عُقْبَى ٱلدَّارِ

 

جَنَّٰتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنْ ءَابَآئِهِمْ وَأَزْوَٰجِهِمْ وَذُرِّيَّٰتِهِمْ ۖ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ

سَلَٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى ٱلدَّارِ

Artinya: "Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar Ra'd: 22-24).

Profesor Shahul menerangkan, dari ayat itu kita dapat menyimpulkan bahwa hanya orang-orang soleh yang benar-benar memiliki kelebihan untuk masuk surga dan akan diterima di sana. 

"Tapi jangan juga lupa bahwa Allah Maha Pengampun dan Penyayang dan karunia serta rahmat-Nya yang tak terbatas. Dia mungkin menerima doa-doa hamba-hamba-Nya yang baik, dan mengampuni orang tua mereka," ujarnya. 

"Ini adalah jika dosa-dosa mereka dapat diampuni oleh kriteria penghakiman-Nya yang penuh belas kasihan.  Mari kita percaya pada belas kasihan-Nya. Wallahu A'lam." tambahnya.  

 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement