Ahad 24 Jul 2022 21:30 WIB

Peran Keluarga Sangat Penting untuk Membentuk Karakter Anak

Anak-anak tak boleh lepas dari pengawasan orang tua.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Hafil
Peran Keluarga Sangat Penting untuk Membentuk Karakter Anak. Foto:   Sejumlah anak berpose untuk mendukung aksi bertajuk Jo Kawin Bocah, Stop Kekerasan dan Eksploitasi Seksual saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Ahad (24/7/2022). Aksi tersebut digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Peran Keluarga Sangat Penting untuk Membentuk Karakter Anak. Foto: Sejumlah anak berpose untuk mendukung aksi bertajuk Jo Kawin Bocah, Stop Kekerasan dan Eksploitasi Seksual saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Ahad (24/7/2022). Aksi tersebut digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri menyatakan, orang tua dan masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak.

"Anak-anak tidak boleh lepas dari pengawasan dan bimbingan dari orang tua, maupun lingkungannya agar kita bisa mengurangi permasalahan yang terjadi pada anak” kata Femmy dalam keterangannya, Ahad (24/7/2022).

Baca Juga

Saat ini, permasalahan anak kerap masih menjadi tantangan yang harus segera diatasi agar Indonesia benar-benar mampu mewujudkan generasi emas dan berkualitas. Femmy menyebutkan beberapa di antara masalah yang terjadi pada anak yaitu pornografi dan pornoaksi termasuk perilaku seks, nikah muda, merokok, kekerasan, perundungan, dan konflik sosial. Di samping itu, penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.

“Pencegahan harus dimulai dari keluarga dan masyarakat, anak harus diberikan dedikasi moral etika dan budaya yang baik. Serta harus membangun ikatan emosional, anak harus diperhatikan dan dipahami,” ujar Femmy.

Selain itu, lanjut Femmy, seluruh masyarakat, pemerintah dan stakeholder juga harus mengambil peran dalam perlindungan dan pemenuhan hak anak. Diketahui, perilaku berisiko pada anak masih banyak terjadi di masyarakat dan cukup memprihatinkan. Oleh karena itu, Kita harus memperkuat koordinasi kebijakan lintas sektor, pemetaan program kegiatan antar K/L, dan membangun komunikasi dan Kolaborasi, karena kita tidak bisa bekerja sendiri,” tuturnya.

Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) menurut Femmy merupakan momentum yang tepat untuk mengingat kembali mengenai pentingnya pemenuhan hak dan perlindungan anak. Hari Anak Nasional juga merupakan momentum yang tepat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak-anak Indonesia.

"Anak-anak Indonesia harus tumbuh dan berkembang secara sehat jasmani dan rohaninya, tumbuh kembangnya harus optimal, dan memiliki masa depan yang cerah, bebas dari segala bentuk kekerasan," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement