Sabtu 23 Jul 2022 07:38 WIB

SPs Uhamka Gelar Webinar Nasional Kewirausahaan

Kesempatan menjadi entrepreneur datang bagi semua orang.

Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol Dr H Muhammad Najib MSc menjadi salah satu narasumber Webinar Nasional Kewirausahaan yang diadakan oleh mahasiswa  Sekolah Pascasarjana (SPs) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Prof Dr Hamka (Uhamka), Sabtu (16/7/2022).
Foto: Uhamka
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol Dr H Muhammad Najib MSc menjadi salah satu narasumber Webinar Nasional Kewirausahaan yang diadakan oleh mahasiswa Sekolah Pascasarjana (SPs) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Prof Dr Hamka (Uhamka), Sabtu (16/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Mahasiswa Sekolah Pascasarjana (SPs) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Prof Dr Hamka (Uhamka) menyelenggarakan Webinar Nasional Kewirausahaan dalam rangka membentuk jiwa kewirausahaan masyarakat dan mahasiswa. Webinar dengan tema “Membangun Mindset Entrepreneurship Melalui Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Memasuki Era Society 5.0” ini diselenggarakan secara luring dan daring pada  Sabtu (16/7/2022).

Hadir dalam webinar tersebut Rektor Uhamka Prof Dr H Gunawan Suryoputro Mhum, serta narasumber, yakni Dua Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol Dr H Muhammad Najib MSc dan pebisnis Dr Heri Solehudin. Rektor Uhamka Prof Gunawan saat membuka acara menyatakan, pendidikan IPS SPs Uhamka mempunyai peran strategis dalam menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan di tengah kemajuan teknologi. “Bagaimana keberadaan teknologi di era society 5.0 tidak menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan,” ungkapnya  seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/7/2022).

Dr H Muhammad Najib MSc mengatakan, kesempatan menjadi entrepreneur datang bagi semua orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan tingkatan ekonomi. Najib mendorong agar kampus-kampus Muhammadiyah juga dibuka fakultas teknik.

Najib juga mengungkapkan, dunia menunggu peran Muhammadiyah. “Demi lahirnya technopreneur dalam memasuki zaman yang serbadigital ini, Muhammadiyah menjadi go international. Dunia menanti sentuhan Muhammadiyah,” ungkapnya.

Sementara itu, pebisnis yang juga dosen Uhamka, Dr Heri Solehudin MM mengatakan, perguruan tinggi berperan mendorong pengembangan dan pembiasaan unjuk kerja yang mengedepankan ide kreatif dalam berpikir dan sikap mandiri bagi seluruh civitas akademika. Menurut dia, hal ini merupakan modal utama bagi seorang entrepreneur.

“Karena hal ini merupakan modal utama dalam membentuk mindset entrepreneurship.  Sesorang yang mempunyai mental entrepreneurship bisa mengubah suatu hambatan dan tantangan menjadi suatu peluang, mengubah sampah menjadi emas dan menciptakan lapangan kerja bukan mengantri mencari pekerjaan,” ujar Heri.

Ketua panitia, Taufik Alamsyah, menjelaskan, salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pembangunan suatu negara adalah wirausahawan di negeri tersebut mencapai 2 persen dari jumlah penduduk. Saat ini, kata dia, jumlah wirausahawan Indonesia baru mencapai 400 ribu orang, sementara jumlah penduduk sekitar 200 juta, artinya jumlah wirausahawan di Indonesia saat ini masih kurang dari 1 persen penduduk Indonesia. 

Keadaan ini sangat berbanding terbalik dengan yang terjadi misalnya di Amerika Serikat yang 11,5 persen penduduknya berwirausaha atau di negara tetangga Singapura yang 7,2 persen warganya berwirausaha. “Efeknya, tidak mengherankan ketika kedua negara tersebut menjadi salah satu negara yang paling maju secara ekonomi,” kata Taufik Alamsyah. Ia menambahkan, melihat banyaknya kebutuhan wirausaha baru untuk memosisikan Indonesia sebagai negara maju , salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan wirausahawan baru yang lahir dari lulusan perguruan tinggi.

Jika dalam beberapa waktu terakhir ini alumni perguruan tinggi cenderung mencari pekerjaan di berbagai sektor, dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan dan peran regulator, perguruan tinggi bisa membawa atmosfer baru. “Kampus dinilai mampu melahirkan wirausahawan wirausahawan baru yang dapat berkontribusi secara riil dalam pembangunan ekonomi bangsa di masa yang akan datang,” ujarnya.

Dia juga menjelaskan, tantangan lain yang dihadapi saat ini adalah menyiapkan wirausahawan menyongsong era aociety 5.0. Era society 5.0 merupakan sebuah konsep yang mendefinisikan bahwa teknologi dan manusia akan hidup berdampingan dalam rangka meningkatkan kualitas taraf hidup manusia secara berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement