Rabu 20 Jul 2022 15:37 WIB

Sedih, Seorang Ayah Wakili Anak yang Meninggal Wisuda di UGM

Almarhumah Reni sebenarnya sudah berencana melanjutkan kuliah ke Australia.

Rep: C01/ Red: Agus raharjo
Wisuda lulusan Perguruan Tinggi.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Wisuda lulusan Perguruan Tinggi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Perayaan wisuda menjadi momentum yang paling dinanti mahasiswa dan orang tua. Namun, cerita haru datang dari salah satu orang tua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang harus mewakili wisuda anaknya karena meninggal dunia.

Rose Warzal (59 tahun) merupakan ayah dari Reni Sabrina (27), mahasiswa Pascasarjana dari jurusan Administrasi Publik, Fisipol, UGM. Rose harus menggantikan anaknya menerima ijazah pada perayaan wisuda yang digelar di Graha Sabha Pramana, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga

Rose menuturkan, sang putri telah meninggal pada Selasa (7/6/2022) pukul 08.28 WIB di RSUP Mohammad Djamil, Padang, Sumatra Barat. “Terakhir Reni sakit ginjal. Dari sejak kuliah memang sudah sakit, tetapi tidak begitu parah. Nah, itulah yang namanya ajal hanya Tuhan yang tahu, kapan akan menjemput. Kita hanya bisa mencoba merelakan,” ujar Rose saat ditemui wartawan, Rabu (20/7/2022).

Reni meninggal tepat 10 hari setelah masuk rumah sakit. Tiga hari sebelum meninggal, Reni sempat dirawat di RS Ibnu Sina Payakumbuh. Pada kesempatan kali ini, Rose datang bersama istri dan anak bungsunya untuk mewakili Reni Sabrina menerima ijazah kelulusan Strata 2 (S2).

Rose menceritakan setelah tiga hari Reni berpulang, putrinya yang lain mencoba membuka laptop milik Reni dan mengetahui jika akan digelar prosesi wisuda yang seharusnya diikuti oleh Reni. Begitu mengetahui hal tersebut, Rose mengaku langsung berkomunikasi dengan pihak kampus untuk membahas mengenai prosesi wisuda Reni Sabrina.

Sebelum melanjutkan pendidikannya di UGM, Reni sempat menempuh pendidikan di Universitas Riau dan rencananya almarhumah akan melanjutkan jenjang kuliahnya hingga S3 di Australia.

“Anaknya pintar, senang belajar. Dulu setelah lulus sempat bekerja satu tahun di Riau, tetapi setelah itu pengin melanjutkan belajar di UGM. Reni juga pernah belajar di Kampung Inggris, Pare,” ujar Rose.

Selain senang belajar, menurut Rose, putrinya juga berprestasi. Reni Sabrina sempat menjadi Pasukan Pengibar Bendara (Paskibra) pada 2011 di SMA Negeri 1 Rengat, Indragiri Hulu, Riau. Menurut sang ayah, mendiang Reni merupakan sosok anak yang mandiri.

Sejak pergi ke Pare, Jawa Timur hingga Ke Yogyakarta, Rose mengaku tidak pernah mengantarkan Reni. Ini adalah kali pertama bagi Rose datang ke Yogyakarta setelah putrinya meninggal. Ia menjadi saksi sang putri berhasil menyelesaikan studinya di UGM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement