Ahad 17 Jul 2022 00:05 WIB

Banjir Bandang, Garut Tetapkan Masa Tanggap Darurat Selama Dua Pekan

Pemkab Garut saat ini mendata kebutuhan korban banjir bandang.

Warga membawa barang dan perabotan yang masih bisa diselamatkan dari banjir bandang Sungai Cimanuk di Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/7/2022). Sejumlah rumah rusak berat serta ratusan jiwa dari delapan kecamatan di Garut terdampak banjir bandang akibat luapan Sungai Cimanuk saat intensitas curah hujan yang tinggi pada Jumat (15/7) kemarin. Banjir Bandang, Garut Tetapkan Masa Tanggap Darurat Selama Dua Pekan
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Warga membawa barang dan perabotan yang masih bisa diselamatkan dari banjir bandang Sungai Cimanuk di Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/7/2022). Sejumlah rumah rusak berat serta ratusan jiwa dari delapan kecamatan di Garut terdampak banjir bandang akibat luapan Sungai Cimanuk saat intensitas curah hujan yang tinggi pada Jumat (15/7) kemarin. Banjir Bandang, Garut Tetapkan Masa Tanggap Darurat Selama Dua Pekan

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu telah menetapkan masa status tanggap darurat selama dua pekan ke depan sejak terjadinya banjir bandang melanda sejumlah kecamatan di daerah ini, sejak Jumat (15/7/2022) malam.

"Langsung dua minggu ya, setelah itu ada rehab rekon, makanya tadi untuk pengusulannya juga kita pisahkan, untuk tanggap darurat berapa, untuk rehab rekonnya berapa," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman usai memimpin rapat koordinasi penanganan banjir dan longsor di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Sabtu (16/7/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan penetapan status darurat selama dua pekan itu, diputuskan bersama oleh Bupati Rudy Gunawan, BPBD Garut, dan Provinsi Jawa Barat, serta perwakilan dari DPRD setempat. Helmi menyampaikan, Pemkab Garut saat ini masih terus mengumpulkan data kerugian dan apa saja yang terdampak bencana banjir dan longsor.

Pemkab Garut juga mendata kebutuhan masyarakat yang menjadi korban bencana. Ia menyebutkan, laporan sementara di lapangan ada 32 desa/kelurahan dari 14 kecamatan yang terdampak bencana banjir dan longsor di wilayah perkotaan maupun daerah lainnya di Kabupaten Garut.

"Kami instruksikan pada kepala desa maupun RT dan RW untuk memberikan data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan, karena data tersebut nantinya menjadi dasar penyaluran bantuan," katanya.

Helmi menyampaikan, hasil peninjauan langsung ke daerah terdampak banjir kondisinya butuh perhatian dari pemerintah, untuk itu pemerintah menyiapkan program dan bantuan langsung kepada korban banjir. Ia menyampaikan, bantuan yang sudah didistribusikan di antaranya penyediaan air bersih, kemudian makanan yang menjadi kebutuhan dasar bagi korban banjir.

Ia mengapresiasi masyarakat sekitar dengan bergotong royong turut membantu tetangganya yang menjadi korban banjir, sehingga bebannya lebih ringan untuk membersihkan rumah dan lingkungan sekitar. "Saya ucapkan terima kasih warga di sini yang dari tetangganya sudah bantu, kemudian juga masyarakat di sini langsung bikin dapur umum, dan ada permintaan untuk dibikin dapur umum di sini, insya Allah di sini ada tanahnya, kita bikin dapur umum," kata Helmi saat meninjau daerah banjir di Dayeuh Handap, Kecamatan Garut Kota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement