Senin 11 Jul 2022 11:35 WIB

Ketauhidan dan Nilai Kemanusiaan dalam Ibadah Qurban

Dasar pertama dan utama seorang pemimpin adalah ketauhidan.

Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (10/7/2022). Masjid Al-Azhar menggelar Shalat Idul Adha 1443 H dengan tema Manusiakan Manusia serta Menjaga Kemaslahatan dan Kesepakatan Bersama. Ketauhidan dan Nilai Kemanusiaan dalam Ibadah Qurban
Foto: ANTARA/Subur Atmamiharja
Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (10/7/2022). Masjid Al-Azhar menggelar Shalat Idul Adha 1443 H dengan tema Manusiakan Manusia serta Menjaga Kemaslahatan dan Kesepakatan Bersama. Ketauhidan dan Nilai Kemanusiaan dalam Ibadah Qurban

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Immawan Wahyudi, Dosen Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (FH UAD) Yogyakarta

* اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ * وَللهِ الْحَمْدُ * اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَ اِلَهَ إِلاَّّ اللهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ الله ُ وَحْدَهُ َلا شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعِى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ الله! إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Baca Juga

Jama’ah ’Ied rahimakumullah, marilah kita senantiasa menyegarkan kesaksian kita bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad Saw adalah penutup dari para Nabi dan utusan Allah. Sungguh hanya dengan syahadah yang senantiasa kita segarkan dan selalu bersyukur, insya Allah kita semua dapat menjadi Hamba Allah yang muttaqin.

Pada hari ini, ummat Islam sedunia sedang bersama-sama merunut kembali sejarah perjuangan Nabiyullah Ibrahim ‘alaihis salaam dan putra tercintanya Nabiyullah Isma’il ‘alaihissalaam dalam berjuang menegakkan aqidah dan syari’ah Islam. Dalam ikhtiar ini, sebagian dari kita ada yang diberi kenikmatan dari Allah untuk dapat menunaikan ibadah haji. Kepada mereka kita do’akan agar sepulang para hujjaj dari tanah Suci Makkah al-Mukarramah benar-benar menjadi haji yang mabrur, sehingga dengan kemabruran haji mereka menjadikan tambahan kekuatan dalam menciptakan ‘izzul Islam wa al-muslimiin (kejayaan Islam dan kejayaan bagi Ummat Islam) dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur (negara yang indah dan damai dan penuh dengan ampunan Allah). Rasulullah Saw sendiri yang bersabda; artinya; “Dan haji yang mabrur itu, tidak ada balasannya kecuali surga (H. R. Bukhari – Muslim)

Sebagian diantara ummat Islam ada yang hanya mampu melaksanakan ibadah qurban, sebagai ikhtiar mewujudkan ketaatan dan kedekatan kepada Allah, sekaligus sebagai ujud dari kesediaan dalam membina hubungan dengan sesama manusia sesuai dengan tuntunan syari’ah Islam.

Dalam surat al-Hajj ayat 37 Allah berfirman :

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya : “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Dalam firman-Nya yang lain Allah bahkan menegaskan bahwa sejak awal sejarah manusia, tradisi qurban sudah dilaksanakan yakni ketika diperintahkan qurban itu kepada Qabil dan Habil. Allah berfirman,

 وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ ابْنَيْ اٰدَمَ بِالْحَقِّۘ اِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ اَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْاٰخَرِۗ قَالَ لَاَقْتُلَنَّكَ ۗ قَالَ اِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللّٰهُ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya; “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil) “Aku pasti membunuhmu” Habil berkata: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”. (QS-Al-Maidah : 27)

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement