Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Edo Segara Gustanto

Ekonomi Quran atau Ekonomi Rabbani?

Bisnis | Wednesday, 28 Sep 2022, 11:44 WIB
Sumber: Republika.co.id

Penerapan ekonomi syariah sudah berjalan cukup baik di Indonesia sampai hari ini. Perkembangannya juga cukup signifikan, meski relatif melambat jika dibandingkan pada saat awal kemunculannya pada tahun 1990-an. Ekonomi syariah saat ini lebih banyak terkonsetrasi pada sektor finansial. Ini yang menyebabkan melambat jika ekonomi syariah tidak didukung sektor riil. Ekonomi syariah juga akan optimal jika disupport oleh pemangku kepentingan dalam hal ini Pemerintah.

Meski penerapannya sudah sejauh ini, masih muncul perdebatan tentang terminologi ekonomi Islam (syariah). Ada juga yang memperdebatkan, ekonomi syariah itu ekonomi rabbani atau ekonomi qur'ani. Lebih tepat yang mana?

Perdebatan ini patut dijernihkan, jangan sampai kita membuat terminologi atau definisi sekedar beda. Dulu juga muncul pertanyaan, kita pakai istilah ekonomi Islam atau ekonomi syariah? Yang pada akhirnya kita mensepakati istilah ekonomi syariah yang dipakai. Meski sebenarnya subtansinya sama saja.

Definisi Ekonomi Rabbani dan Ekonomi Qur'an

Beberapa hari ini saya mencari referensi bahkan berdiskusi dengan ahli filsafat. "Bung, apa bedanya ekonomi Rabbani dan ekonomi Qur'ani?" tanya saya. Dia jawab, lho udah tepat pakai istilah ekonomi syariah. Karena kalau Rabbani atau Qur'ani kan basisnya ya tidak qur'an secara definitif tapi berlandaskan syariah alias hukum Islam," jelasnya.

"Kalau ekonomi Qur'an tidak pakai dalil hadits dong? Padahal banyak juga dalil hadits yang dipakai dalam ekonomi, bahkan lebih banyak dari Qur'an," ungkap teman saya yang sedang kuliah doktor filsafat di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Saya juga setuju, istilah istilah ini malah mereduksi istilah ekonomi syariah itu sendiri. Kalau hanya sekedar slogan/jargon silahkan saja. Bagi saya ekonomi rabbani (ekonomi Ketuhanan) atau ekonomi qur'ani (ekonomi dari firman Tuhan) ini sama saja, tidak ada bedanya. Kalau semangat kita sekedar beda, tapi kita tidak memahami secara dalam ya apa gunanya.

Mendorong Ekonomi Syariah Menjadi Solusi

Daripada kita sibuk dalam perdebatan yang tidak subtantif, saya lebih berfikir bagaimana ekonomi syariah menjadi solusi atau jawaban dari beberapa persoalan yang ada di masyarakat. Ekonomi syariah tidak akan membumi, jika dia tidak menjawab persoalan-persoalan yang ada di negara kita. Misal, dalam kondisi krisis energi apa solusi ekonomi Islam? Krisis ekonomi global, dll. Sebagai akademisi harusnya kita menjadi bagian dari solusi. Bukan sekedar euforia dengan penerapan ekonomi syariah yang sudah berjalan saat ini.

Sejarah Islam membuktikkan, banyak kebijakan yang dilakukan Rasulullah atau Khilafah ya karena ingin menjawab persoalan yang ada di masyarakat. Misal, saat ini banyak masyarakat yang terlibat dalam pinjaman online (pinjol), apa solusi dari ekonomi syariah terkait ini? Apa solusi ekonomi syariah untuk menjawab krisis energi, dst.

Tulisan ini tidak berpretensi ingin menyudutkan istilah yang penulis jadikan judul tulisan. Tapi berharap kita lebih produktif lagi. Kalau mau menggali sedalam-dalamnya ekonomi dalam al-Quran silahkan, bagus sekali. Tapi jangan menegasikan jargon-jargon ekonomi yang digagas organisasi/ormas lain, saya kira kurang tepat. Bagi saya, kalau tidak setuju ya kita jawab juga dengan ide/karya tulis dari kita. Bukan sekedar beda. Wallahua'lam.[]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image