Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Historia Jakarta 34

Resensi Life of Pi

Sastra | Monday, 04 Jul 2022, 00:25 WIB

oleh: Sofwa Najla T. Sunanto, Peserta Didik SMAN 34 Jakarta

Judul: Life of Pi

Pengarang: Yann Martel

Jumlah halaman: 448 hlm

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (terjemahan)

Alih Bahassa: Tanti Lesmana

ISBN : 978-979-22-8900-8

Pada tanggal 14 Juli 2018, saat itu angin selatan sedang berhembus, mengakibatkan tali di rakitnya putus. Aldi Novel Adilang, seorang nelayan dari asal Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, telah hanyut dan terombang-ambing di perairan laut selama 49 hari sebelum diselamatkan oleh Kapal yang bermuatan Batu bara dari negara Jepang.

Pernahkah Anda membayangkan hanyut di tengah laut selama berhari-hari atau sampai berbulan-bulan?Dengan keterbatasan materi dan ketiadaan makanan yang cukup serta tidak adanya ketersediaan air bersih yang banyak? mungkin secara jujur, kita tidak pernah dan bahkan tidak ingin membayangkannya. Sungguh getir dan memilukan, pastinya.

Baiklah, membaca berita fenomena di atas tadi, mengingatkan saya dengan sebuah novel dari Yann Martel, penulis kelahiran Salamanca, 25 Juni 1963. Ia adalah seorang penulis berkebangsaan Kanada yang paling terkenal dengan novel pemenang Man Booker Prize judul Life of Pi.

Dari sekian banyak karya novel beliau, ada yang membuat diri saya tertarik untuk mencoba membuat ringkasan atau semacam intisari dari novel berjudul “Life of Pi

Kisah ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki India berusia 16 tahun bernama Pi, yang terombang-ambing di Samudera Pasifik dengan sekoci. Ia adalah satu-satunya yang selamat dari kapal barang Jepang, Tsimtsum yang tenggelam. Semua yang ia miliki tenggelam bersama kapal barang itu.Termasuk keluarganya.

Hanya tertinggal Hyena, Zebra, Orang utan, dan Harimau Bengal yang selamat dan menemaninya di sekoci. Dengan keluguan dan kecerdasannya Pi berusaha menyusun strategi agar ia bisa bertahan hidup dengan binatang-binatang itu di atas sekocinya.

Saat peristiwa itu terjadi, selang beberapa hari, hanya Harimau Bengal itu satu-satunya yang menemaninya di atas sekoci, Pi tidak berani membunuhnya. Karena jika ia melakukannya, ia akan merasa sendiri dan akan mudah merasa putus asa.

Keajaiban, harapan, semangat hidup, dan kekuasaan Tuhanlah yang membuat Pi bisa bertahan hidup di sekoci tersebut selama berbulan-bulan ditemani seekor Harimau Bengal.

Novel ini mengisahkan perjalanan hidup Pi. Bagaimana ia berjuang untuk hidup dan bagaimana ia merasakan kebesaran Tuhan.

###

Dari sudut pandang saya, novel ini mengisahkan bahwa semua agama itu mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama yang paling bagus atau tidak bagus, baik atau yang lebih baik, benar atau yang lebih benar, karena pada dasarnya semua agama itu mengarahkan kita untuk berbuat kebaikan.

Novel ini juga mangajarkan kita bahwa di saat kita merasa tidak punya siapapun lagi untuk bersandar, masih ada Tuhan yang akan mendengar doa dan keluh kisah kita. Cerita ini membuat kita jadi mendekatkan diri kepada Tuhan, dan - seperti yang tertulis di bagian belakang buku- membuat kita jadi percaya dengan keberadaan Tuhan.

Dari segi bahasa, novel ini menyajikan bahasa yang mudah dimengerti, walaupun ada beberapa pembahasan yang mungkin kurang bisa dipahami. Di buku ini juga terdapat banyak kata-kata indah yang bisa kita temukan dan kita kutip.

Tapi mungkin bagi beberapa orang buku ini akan membosankan, karena terlalu banyak narasi, dan hanya sedikit percakapan.

Sebagian besar latar tempat di novel ini adalah di sebuah sekoci. Bagi kalian yang mungkin sulit untuk membayangkan latarnya, bisa juga menonton filmnya, karena cerita ini sudah diangkat menjadi film. Walaupun ada banyak perbedaan antara isi novel dengan filmnya, tetapi filmnya tidak kalah bagus dan keren kok! Saya sendiri tidak terlalu paham dengan bagian-bagian sekoci ini, jadi saya menonton filmnya juga.

Buku ini bisa dibaca dari semua kalangan. Saya sendiri akan menyarankan untuk kalian semua! Karena, meskipun buku ini terkesan menegangkan -berada di sekoci bersama Harimau- tapi di sisi lain juga novel ini sangat mengharukan, juga mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa. Novel yang penuh dengan keajaiban dan kebesaran Tuhan yang maha kuasa!

Jadi, meski terdapat perbedaan antara Aldi Novel Adilang dengan Pi, mereka mempunyai satu kesamaan: hanyut di tengah perairan laut selama berbulan-bulan! Dan itu, yang tidak bisa kita bayangkan.

Selamat membaca!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image