Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Berwisata Sejarah ke Museum Kebangkitan Nasional

Sejarah | Friday, 20 May 2022, 11:38 WIB
Museum Kebangkitan Nasional (sumber: kemdikbud.go.id)

Setiap memperingati Hari Kebangkitan Nasional, kita selalu diingatkan Organisasi Pergerakan Nasional yang bernama “Boedi Oetomo”. Organisasi yang didirikan oleh Dr. Soetomo inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya organisasi-organisasi pergerakan lainnya seperti Trikoro Darmo. Dicetuskannya “Boedi Oetomo”. digagas di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA).

Sedemikian penting keberadaan STOVIA dalam sejarah pergerakan nasional, membuat gedung yang dulu digunakan untuk aktifitas belajar mengajar calon dokter tersebut pada 20 Mei 1974 diresmikan oleh Presiden Soeharto sebagai “Gedung Kebangkitan Nasional” dan dikenal luas sebagai “Museum Kebangkitan Nasional”.

Tujuh Ruang Pamer

Ada tujuh ruang pamer yang terdapat pada “Museum Kebangkitan Nasional” yang berlokasi di Jalan Dr. Abdul Rahman Saleh No. 26 Jakarta Pusat

Patung para tokoh pendiri "Boedi Oetomo" (sumber:irwan-room.com)

1. Ruang Pengenalan

Di ruangan ini pengunjung dapat menjumpai sebuah miniatur kapal Portugis untuk menggambarkan awal masuknya bangsa Eropa ke Indonesia dengan melewati Selat Malaka. Masuknya bangsa Portugis pada tahun 1511 tersebut bertujuan untuk menguasai dan mengendalikan pasar rempah-rempah di wilayah Kepulauan Nusantara. Hal yang sama juga dilakukan oleh Inggris dan Belanda lewat perusahaan dagang yang bernama VOC.

Pengunjung akan disajikan gambaran tentang sejarah berdirinya STOVIA dan dibentuknya organisasi Boedi Oetomo di ruang ini. Di ruang ini dilengkapi pula auditorium untuk memutar video yang mengisahkan rangkaian sejarah tersebut.

2. Ruang Awal Pergerakan Nasional

Bangkitnya pergerakan nasional bisa disaksikan di ruangan ini melalui diorama yang berisi patung-patung dengan ukuran asli dan dibuat detail lewat serangkaian penelitian pakar sejarah sehingga dapat menggambarkan situasi pada masa lampau. Diorama tersebut menggambarkan proses belajar mengajar dan peragaan kelas STOVIA,

3. Ruang Kesadaran Nasional

Diorama yang ada pada ruang ini antara lain RA Kartini yang sedang mengajar murid-muridnya. Pengunjung melalui ruang ini akan melihat penampakan sejumlah peralatan kedokteran, meja kursi makan para pelajar STOVIA dan benda-benda lain yang menggambarkan tumbuhnya kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri sebagian masyarakat Indonesia.

4. Ruang Pergerakan Nasional

Awal pergerakan nasional yangditandai oleh berdirinya organisasi modern, ditampilkan melalui diorama. Melalui diorama pertemuan Wahidin, Suraji dan Sutomo, kemudian diorama berdirinya Budi Utomo, vandel-vandel, foto-foto organisasi pemuda dan foto-foto organisasi awal kebangkitan.

5. Ruang Propaganda Studie Fonds

Di ruang ini gambaran tentang menumbuhkan semangat kebangsaan ditampakkan dengan patung Dr.Wahidin Sudirohusodo, Lukisan Perjalanan Dr. Wahidin dan diorama patung pelajar STOVIA.

6. Ruangan Memorial Budi Utomo

Sebagai organisasi modern pertama di Indonesia keberadaan “Budi Utomo” mendapat tempat khusus di ruang keenam ini,yakni dengan dibuatkannya ruangan Memorial Budi Utomo. Di ruang ini pula pada 20 Mei 1908 organisasi “Budi Utomo” didirikan.

Ruang ini pada masa STOVIA merupakan ruang Praktek Anatomi. Itu sebabnya, koleksi yang dapat dijumpai pengunjung di ruangan ini bukan hanya lukisan situasi perkumpulan, struktur keorganisasian Budi Utomo, profil dari pendiri serta pengurus organisasi saja. Namun juga ditemui kursi kuliah STOVIA, kerangka manusia yang digunakan untuk praktek anatomi dan foto-foto kegiatan pelajar STOVIA.

7. Ruang Pers

Dalam catatan sejarah kebangkitan nasional, peranan pers tidak bisa diabaikan, karena banyak dari tokoh-tokoh nasional yang berprofesi sebagai wartawan atau penulis. Selain itu pers juga mereka gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan nasionalisme dan kebangsaan untuk melawan penjajah. Itu sebabnya disediakan ruangan Pers yang berisi foto-foto dari tokoh pers nasional, mesin ketik, kamera yang digunakan pada zaman dahulu, vandel dan berbagai alat cetak.

Selain ketujuh ruang utama tersebut, pengunjung juga dapat mengunjungi 4 ruang yang menggambarkan sejarah perkembangan ilmu kedokteran Indonesia yang disebut Ruang STOVIA I – IV. Ruang I dinamakan “Perubahan” yang berisi alat-alat pengobatan tradisional, seperti gilingan jamu, boteka atau tempat menyimpan racikan obat dan lain-lain. Ruang II bernama “Lahirnya Pendidikan Dokter Modern” yang menyimpan beberapa macam peralatan kedokteran, seperti alat pemecah kepala. Lalu ada juga elektroradiograf atau alat pencatat detak jantung, kuster atau alat untuk mensterilkan peralatan kedokteran.

Ruang III bernama “Meningkat dan Berkembang” dengan koleksi alat rontgen, peralatan kedokteran, perlengkapan dokter bedah serta sebuah biola yang digunakan R, Maryono untuk memainkan lagu-lagu di halaman gedung STOVIA pada waktu istirahat. Ruang IV bernama “ Menuju Dokter Indonesia yang bukan hanya sekedar Inlandsche Arts”. Ruangan ini memiliki koleksi peralatan kedokteran, seperti tempat jarum suntik, tabung wintrobe, objek glass.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image