Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Ilhan Ariefaldy

Memanjakan Mata Di Museum MACAN

Wisata | Tuesday, 17 May 2022, 20:58 WIB

Redupnya lampu ruangan yang memberikan kesan elegan nan misterius ditemani dengan karya-karya unik dari berbagai seniman dunia, beginilah atmosfer yang saya rasakan saat mengunjungi Museum MACAN. Meski dinamakan Museum MACAN, museum ini tidak berisikan sesuatu yang berhubungan dengan hewan macan. kata MACAN yang digunakan justru merupakan singkatan dari Modern Art & Contemporary Art in Nusantara, banyaknya pameran yang menyajikan seni-seni kontemporer dan modern yang dapat memanjakan mata para pengunjung.

Museum MACAN

Selasa, 17 Mei 2022, pukul 14:00 siang saya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Museum MACAN, museumnya tidak begitu jauh dan hanya berjarak 9 km dari rumah, siang itu cuaca sedang gerimis namun saya harus paksakan karena tiket yang sudah saya pesan harus segera digunakan di waktu yang sudah dipilih saat pembelian tiket dua hari yang lalu.

Museum MACAN terletak di ARK Tower, Jalan Perjuangan, Kec. Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, hanya berkisaran 20 menit, akhirnya saya sampai, sebelum masuk seperti yang biasa dilakukan saat pandemi Covid-19 ketika kita ingin mengakses suatu bangunan, kita diwajibkan untuk memverifikasi vaksinasi dengan cara scan barcode, satpam yang sedang berjaga sangat ramah, ia membantu mengarahkan saya ke pintu masuk museumnya.

Sebelum memasuki area museum, tiket yang sudah dipesan harus ditunjukkan kepada petugas yang berjaga di loket, tiket akan dipindai dan kita sudah bisa masuk ke area museum, setelah itu saya disambut oleh tour guide yang sedang bertugas, secara rinci dan jelas ia berusaha menjelaskan beberapa pameran yang bisa dikunjungi oleh pengunjung, dengan bantuan gestur tangan, ia berusaha untuk menunjukkan kemana arah pameran pameran tersebut

Pada hari itu sedang ada tiga dari lima pameran yang sedang berlangsung, pertama saya memasuki pameran POSE pameran ini menampilkan observasi kritis para perupa tentang kekuatan dan pergeseran ideologi yang mempengaruhi perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan, terdapat banyak sekali lukisan-lukisan modern dan juga patung-patung kontemporer yang merupakan hasil karya seniman yang berasal dari berbagai macam negara, seperti seniman Yue Mijun dari China, Yoshimoto Nara dari Jepang, dan David Lachapelle dari Amerika Serikat.

Pameran POSE

Setelah beberapa menit saya menikmati pameran POSE, saya berlanjut ke pameran KEMBARA BIRU oleh Theresia Agustina Sitompul, dikutip dari museummacan.org “Kembara Biru adalah instalasi yang diciptakan perupa Indonesia Theresia Agustina Sitompul untuk seri Komisi Ruang Seni Anak UOB Museum MACAN. Dalam karya ini, Theresia merefleksikan pengalamannya berdiam di rumah selama periode karantina. Ia kemudian membayangkan meja dapur dan ruang keluarga di rumah sebagai lapangan bermain yang luas, di mana kita bisa bersenang-senang, belajar, bertumbuh, dan mendapatkan inspirasi”.

Pameran KEMBARA BIRU oleh Theresia Agustina Sitompul

Terdapat meja kecil yang digunakan untuk berkreasi membuat suatu karya menggunakan bahan-bahan yang tersedia di dalam pameran tersebut, namun karena sedang penuh jadi saya tidak sempat untuk mencoba membuat karya di pameran tersebut, kesan saya dari pameran ini yaitu pameran ini sangat menarik dan soft karena banyak mengandung elemen warna biru muda dan putih, cocok sekali untuk anak-anak dalam mengembangkan kreatifitas mereka.

Setelah itu akhirnya saya mengunjungi pameran yang terakhir, yakni pameran Infinity Mirrored Room – Brilliance of the Souls oleh Yayoi Kusama, sepertinya ini menjadi pameran yang paling diminati pengunjung dikarenakan desainnya yang sangat unik dan eyecatching, pameran ini hanya bisa dimasuki oleh satu orang saja dengan durasi 1 menit, singkatnya ruangan cermin yang gelap ini dilengkapi dengan lampu warna-warni bercahaya yang refleksinya saling terpantul di cermin sehingga membuat efek bayangan yang taka da habisnya, hal yang saya rasakan ketika memasuki ruangan itu, saya seperti sedang di luar angkasa, karena gelapnya ruangan yang dihiasi dengan beribu-ribu pantulan lampu layaknya bintang yang tersebar di sepanjag galaksi.

Pameran Infinity Mirrored Room – Brilliance of the Souls oleh Yayoi Kusama

Setelah 1 menit habis petugas akan membukakan kembali pintu ruangan, pameran ini merupakan pameran yang paling berkesan bagi saya, karena pengalaman tersebut jarang sekali saya rasakan di dunia nyata, tidak berasa sudah dua jam saya menghabiskan waktu di Museum, setelah mengunjungi semua pameran yang sedang tersedia saya akhirnya memutuskan untuk pulang,

Sebelum pulang, saya sempat ditegur oleh salah satu pengunjung, ternyata ia meminta bantuan saya untuk mengambil foto ia dengan pasangannya, saya sangat senang karena bisa berinteraksi dan juga membantu pengunjung lain yang sedang berkunjung, setelah selesai saya akhirnya pulang kembali ke rumah pada pukul 16:00 sore.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image