Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fergi Nadira Bachruddin

Ngopi, Magh, Ngopi, Magh: Menghadapi Lingkaran Setan dalam Hidup

Kuliner | Saturday, 29 Jan 2022, 15:13 WIB
Photo: Ibnu Shihab

Sebuah kesadaran dalam menghadapi ketidaksadaran.

Pernakah merasa begitu bersalah atas setiap kesalahan yang dibuat sehingga diri ini mulai merasa bersalah tentang betapa merasa bersalahnya diri?

Pernakah menyadari ketidaksadaran diri ketika diri sedang dalam keadaan tidak sadar?

Pernakah marah pada diri sendiri yang marah-marah karena mudah marah?

Pernakah tidak sabar dalam menghadapi diri yang mencoba untuk lebih bersabar?

Pernakah terus menjejalkan asupan buruk pada tubuh padahal tahu akan konsekuensinya?

Pernakah sadar kalau diri ini tidak sadar?

Itu semua lingkaran setan, kawan. Pola-pola dalam hidup yang senantiasa ada dan itulah sempurnanya manusia diciptakan untuk mengenal dirinya sendiri. Siapa mengenal diri, maka kenal Tuhannya, katanya.

Namun, ada kalanya diri ini berada pada masa-masa sedang jaga jarak sama quotes, motivasi-motivasi, kata-kata bijak, maupun sabda-sabda terkait diri.

Terkarantina dengan pikiran supaya lebih banyak kontemplasi, introspeksi, dan mengamati alir pikir yang kerap terkena virus keluh, yang bermutasi menjadi luput syukur dan minim puas.

Yang tersisa hanya vaksin dan imun berupa doa, harapan, dan tindakan yang sesuai alir.

Saatnya serba serbi yang tadi dijaga jarakkan, untuk diejawantahkan, dilakukan, dan dihayati sepenuh jiwa dan raga. Sadar setiap gerak yang dilakukan.

Satukan tujuan untuk menjadi kepanjangan tangan Tuhan biar berperan menjadi Rahmatan Lil Al-Amin apapun profesi dan pekerjaan maupun sedikit langkah yang dilakukan.

Biar mengalir,

Tipis-tipis

Tenang

Pikirkan dengan matang

pun ngga bisa

Gausa dipaksa

Sabar

Pelan

Asal jangan terbeban.

Sebab rencanaNya memang pasti indah pada

hal

Mah

Kaga

Iya

Kaga

Kalo terus-terusan mengulang kesalahan yang sama.

Terus-terusan meremehkan kerja keluh.

Terus-terusan menghindari biru.

Terus-terusan pura-pura baik-baik saja.

Terus-terusan 'merasa' padahal belum 'merasa'

Terus-terusan tidak jujur sama diri terdalam.

Sudah tahu magh, tapi tetap ngopi

Sudah tahu gula membuat diabetes, tapi makan nasi sehari tiga kali

Sudah tahu olahrga membuat bening pikiran, tapi jarang sekali dilakukan

Sudah tahu membuat cemas, tapi tetap dikejar

Sudah tahu tak berbalas, tapi tetap memelas.

Saatnya lepas.

Hadapi.

dan sudahlah, bodoamat!

Catatan: Teruntuk penderita gerd yang sudah paham kopi itu ada di kamus terlarangnya, tapi tetap ngopi. ngopinya ngopi susu pula. hiaaaakkkkssssss

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image