Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad afif

Filosofi Nasi dalam Swasembada Pangan Pondok Pesantren

Info Terkini | Friday, 30 Jul 2021, 22:48 WIB

Nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia pada umumnya. Walaupun kita tidak menampik bahwa ada juga suku dari daerah kawasan negeri ini ada yang memilih bahan makanan lain untuk sajian makanan keseharian. Sagu menjadi makanan pokok saudara kita di Papua serta beberapa kawasan timur. Jagung menjadi makanan pokok tanah Madura serta masih banyak corak makanan pokok di daerah belahan utara ke selatan dan barat ke timur. Namun, pastinya sebagian besar masyarakat +62 tidak menyangsikan nasi sebagai makanan pokoknya. Sampai ada kiasan kalau belum makan nasi namanya belum sarapan meskipun sudah makan gorengan dan secangkir kopi.

Sama dengan santri Pondok Pesantren di Indonesia. Mereka selalu menantikan kedatangan nasi sebagai menu makanan setiap hari. Sesuai utilitas serta jumlah santri yang tidak sedikit, Pesantren Indonesia harus berupaya sendiri dalam menyiapkan nasi dalam huluisasi. Program yang dimaksud tersebut merupakan istilah lain dari swasembada beras. Tak ayal, sederet fenomena alam yang membuat hal tersebut bersifat urgen. Pandemi sekarang ini membatasi segala mobilitas barang dan orang. Tidak menutup kemungkinan pada fenomena ke depan tantanganya adalah huluisasi dalam urusan pangan. Kalau uang megang tapi tidak ada barang yang akan dibeli sama saja tidak akan mendapatkan apa-apa.

Tentu sektor pertanian bukan saja mempunyai misi mulia untuk memberikan kecukupan makanan pokok bagi masyarakat, akan tetapi nilai keuntungan material serta tantangan gagal panen merupakan sinyal darurat yang mesti harus dimitigasi keberadaanya.

Kini, opsi wakaf produktif dalam skema green wakaf Pesantren Indonesia berhasil direalisasikan step by step oleh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Kota Depok. Asuhan KH. Muhammad Cholil Nafis, P.hD ini telah menunjukan keseriusanya dalam hal swasembada pangan bagi santri. Ihtiyar melalui kolektivitas dana wakif untuk realisasi green wakaf telah terkumpul keberadaanya. Selanjutnya, tinggal pencarian area lahan yang strategis sesuai keadaan geografis serta perkembangan kultur pertanian yang baik tentunya. Poin terakhir merupakan jawaban atas step industrialisasi lahan serta opsi sharing produksi penanaman padi.

Ahmad Afif

Dewan Pendidik Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Kota Depok.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image