Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Naili ulya

Meningkatkan semangat belajar peserta didik dimasa pandemi dengan menggunakan metode pembelajaran ta

Eduaksi | Thursday, 20 May 2021, 16:39 WIB

Pandemi covid-19 yang melanda berbagai negara termasuk negara Indonesia menyebabkan kepanikan dan kekacauan yang luar biasa. Hal ini menyebabkan adanya penerapan kebijakan sosial distancing, kebijakan belajar mengajar jarak jauh, dan mematuhi protokol kesehatan atau 3M .Selain berdampak pada seluruh sector kehidupan, terutama sector perekonomian yang menurun drastis, sector pendidikan juga terdampak yang sangat fatal.
Adanya pandemi seperti sekarang ini banyak kegiatan-kegiatan yang dikerjakan dirumah salah satunya sekolah, sekolah juga harus ikut terdampak sehingga para guru harus memutuskan sekolah dilakukan dirumah jika sekolah melalui daring akan mengakibatkan penurunan dalam kreatif dan semangat para peserta didik. Oleh karena itu para guru harus bisa meningkatkan semangat belajar lagi bagi para peserta didik, nah bagaimana sih caranya agar siswa semangat dalam belajar yaitu tingkatkan kualitas guru, pilih metode pembelajaran, memanfaatkan media pembelajaran dll.
Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini masih cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang digunakan untuk tujuan pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada sustu lingkungan belajar. Pembelajaran proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Karena belajar adalah proses memperoleh pemahaman, pengetahuan, perilaku, nilai, sikap, keterampilan dan prefensi baru. Belajar tidak hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja atau terpacu pada buku pelajaran. Sebagai calon guru, tidak hanya berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan kepada para siswa, tapi juga harus bisa menjadi motivator belajar untuk siswa. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini, siswa tentunya membutuhkan penyemangat belajar selain dari orang tuanya di rumah. Dengan berubahnya kegiatan belajar yang tadinya dilaksanakan dengan tatap muka lalu berubah menjadi daring, menjadi tantangan tersendiri bagi para guru. Nah disini saya sebagai calon guru memilih dengan cara memanfaatkan media pembelajaran, yang dilakukan dirumah (bimbel), dalam bimbel saya tidak hanya mengajar satu mata pelajaran saja tetapi semua mata pelajaran, tidak hanya anak yang aktif tetapi juga saya sedikit menjelaskan apa yang kurang dimengerti oleh siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat penting agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Disini saya akan menjelaskan tentang materi IPA SD tentang pembagian hewan berdasarkan jenis makanannya. Nah, berdasarkan jenis makanannya hewan dibagi menjadi 3 golongan yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora. Dari ketiga jenis golongan hewan tersebut mempunyai perbedaan antara satu sama lainnya. Perbedaan tersebut bisa berupa dari makanannya, bentuk tubuhnya, dan habitatnya. Materi tentang pembagian jenis hewan ini sudah dipelajari sejak SD Kelas 3. Salah satu teknik dalam pembelajaran kooperatif adalah pembagian hewan berdasarkan jenis makanannya dengan menggunakan metode taman satwa.. metode taman satwa diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan pengetahuan dalam pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif termotivasi dalam belajar baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik dan siswa mengalami sendiri proses belajarnya serta dapat mengarahkan kepada pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan sehingga pada akhirnya dapat menunjang motivasi belajar yang diharapkan dan menambah semangat belajar para siswa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image