Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Koiyudh

Arti dan Asal Usul Kata Lebaran

Sejarah | Friday, 07 May 2021, 06:39 WIB
Sumber Facebook/@ekoyunianto

Lebaran merupakan kata sangat familiar bagi Muslim. Ia sering digunakan sebagai kata lain dari Hari Raya Idul Fitri. Namun, apa sih sebenarnya arti dari kata lebaran? Dari mana asal-usulnya?

Bila ditelusuri, ada beberapa sumber menyebutkan soal arti lebaran. Satu menerangkan asal mulanya. Berikut aku rangkum empat di antaranya:

1. KBBI

Kamus Bahasa Besar Indonesia menyebut lebaran sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan; Idulfitri. Kamus ini tidak menyebutkan soal asal katanya.

2. Selesai atau Habis

Sastrawan dan budayawan Mas Atje Salmun Raksadikaria (M.A Salmun) dalam artikelnya di majalah Sunda tahun 1954 menyebut kata lebaran sebenarnya berasal dari tradisi Hindu. Ia bermakna "Selesai, Usai, atau Habis". Penggunaan kata lebaran, berdasarkan definisi ini, diduga diawali para Wali Songo. Mereka menggunakannya agar umat Hindu yang baru masuk Islam tidak merasa asing dengan agama baru dianutnya.

3. "Wis Bar"

Sebagian masyarakat Jawa menyebut kata lebaran berasal dari bahasa Jawa yakni "wis bar". Artinya sudah selesai. "Bar" sendiri adalah bentuk pendek dari kata "lebar". Dalam bahasa Jawa ia artinya selesai. Namun, masyarakat Jawa sendiri disebut jarang menggunakan istilah lebaran saat Idul Fitri. Mereka lebih sering memakai istilah "sugeng riyadin", yang lebih kepada ucapan selamat. Sugeng merupakan bentuk halus dari kata slamet atau selamat, sementara riyadin bentuk halus riroyo atau hari raya.

4. Lebar

Masyarakat Betawi termasuk paling sering menggunakan kata lebaran. Bagi mereka, lebaran sebenarnya berasal dari kata lebar. Bisa juga diartikan luas. Yakni, untuk menggambarkan keluasan atau kelegaan hati setelah melaksanakan puasa dan kegembiraan menyambut hari kemenangan.

*Sumber: Antara, Republika.co.id

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image