Kamis 09 Jan 2020 05:30 WIB

Pendidikan Kebencanaan Berbasis Karakter Islam

Strategi dan tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan sakhshiyah Islami.

Ilustrasi.
Foto: Dok. Istimewa
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Islam merupakan sebuah sistem yang memberikan solusi terhadap semua permasalahan manusia. Solusi ini pasti akan menghantarkan keberkahan karena berasal dari sang pencipta alam semesta.

Pendidikan kebencanaan di dalam pendidikan Islam pasti akan efektif membentuk siswa tanggap bencana karena dibangun atas dasar keimanan yang kuat. Negara juga ada di garda terdepan dalam menjaga alam karena islam mewajibkan penguasa mengatur urusan rakyat dengan syariat-Nya. Lalu bagaimanakah gambaran pendidikan kebencanaan di dalam Islam?

Pendidikan islam dibangun atas asas akidah islam. Seluruh pelajaran dan metodologi  dirancang sesuai dengan asas tersebut. Strategi dan tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan sakhshiyah (kepribadian) Islam yaitu memiliki pola pikir dan pola jiwa Islami. 

Pendidikan kebencanaan yang diberikan  kepada siswa juga akan dirancang berdasarkan asas ini. Siswa diberikan pemahaman bahwa alam semesta, tumbuhan dan hewan diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan dan dikelola bagi kemashlahatan manusia. Saat mengelolanya, manusia harus senantiasa terikat dengan aturan-Nya sebagai konsekuensi dari keimanannya.

Siswa juga diberikan pemahaman bahwa bencana yang diberikan oleh Allah ke dunia ini adalah fenomena alam yang telah menjadi sunnatullah (ketentuan Allah). Akan tetapi bisa jadi bencana ini merupakan ujian dan peringatan dari Allah atas kemaksiatan yang diperbuat manusia. 

Allah berfirman di dalam QS Ar Rum 41, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali”.

Jika ini terjadi, maka manusia wajib bertaubat dan segera kembali pada aturan-Nya.

Pembelajaran selanjutnya yang diberikan kepada siswa adalah membangun kepedulian siswa agar mereka perhatian terhadap lingkungan, peka terhadap bencana, dan mampu melakukan tindakan-tindakan yang benar saat bencana terjadi dan setelahnya. Pembelajaran ini akan diberikan secara terus menerus  sehingga mampu membentuk siswa tanggap lingkungan dengan dilandasi keimanan.

Agar mencapai target ini, harus dibuat sistem yang integral/terpadu. Pertama pendidikan kebencanaan ini tidak hanya terpusat pada satu aspek sekolah saja tapi juga memadukan unsur yang lain yaitu keluarga dan masyarakat. Negara harus melakukan edukasi terus menerus kepada masyarakat sehingga masyarakat pun akan terbiasa peduli dengan lingkungan dan mengetahui cara menangani bencana termasuk memperbaiki pascabencana terjadi. Tentu saja dengan asas yang satu yaitu dilandasi akidah Islamiyah. 

Kedua, kurikulum yang terstruktur dan terpadu mulai dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan kebencanaan ini akan diberikan secara berkesinambungan sehingga akan terjadi ketersambungan pendidikan di setiap jenjangnya.

*Oleh: Wahyu Utami,S.Pd (Praktisi dan Pemerhati Pendidikan)

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement