Senin 16 Sep 2019 20:59 WIB

Rindu Menulis Surat

Surat adalah cara berkomunikasi yang unik tapi juga menarik lewat menulis

Menulis Surat/Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Menulis Surat/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Terlahir di 1979 masa remaja saya  dan teman-teman seangkatan pasti  sangat menyenangkan, walau saat itu kita tidak memiliki ragam gadget seperti ponsel, tablet dan sejenisnya, karena alat komunikasi kita lebih romantis, jeda antara mengirim surat dan menunggu balasan adalah hal yang paling penting, ya,surat..!!

Surat adalah cara berkomunikasi yang unik tapi juga menarik, selembar kertas yang berisi baris demi baris kabar dan cerita yang kita bagi dengan yang dituju baik itu, keluarga, ataupun teman bahkan hubungan pekerjaan professionalpun dilakukan melalui surat. Coba kita sejenak bernostalgia masa di mana masih ada surat menyurat (korespondensi) dengan sekarang.

Begitu berbeda bukan, masih lekat diingatan penulis, kira-kira di tahun 1995 hingga 1997 saat itu masih duduk di bangku SMA, salah satu hobi penulis adalah surat menyurat (korespondensi) itu sebabnya saat itu penulis memiliki banyak sahabat pena, begitu terasa menulis surat menjadi hal yang paling menyenangkan, cara kita mengekspresikan perasaan lebih natural tanpa emosi apapun selain kata-kata yang tulus terlontar spontanitas yang tertuang dalam tulisan.

Terkadang surat juga menjadi cara terbaik untuk  memperbaiki sebuah hubungan , coba saja ketika anda dan teman atau pasangan anda sedang berselisih, cukup selipkan sebuah surat di antara meja kerjanya atau di saku kemejanya tanpa dia tahu, dan ungkapkan penyesalan anda dalam selembar kertas bisa polos atau berwarna lembut,  siapapun yang menerima surat anda akan langsung tersentuh dan merasa menyesal serta berakhir dengan membaiknya kembali sebuah hubungan, contoh kecil saja ketika seorang suami lupa dengan hari ulang tahun istri. Tulislah surat seperti di bawah ini.

 

Buat yang tercinta

Bunda

 

Ayah minta maaf kalau kemarin lupa bahwa hari tersebut adalah ulang tahun bunda, sungguh tak bermaksud lalai atau ayah tak lagi cinta bunda seperti yang bunda pikir tapi ayah juga manusia biasa karena kesibukan hingga terlupa hari penting bunda, ayah sungguh menyesal andai bunda tahu dalam doa-doa yang ayah panjatkan selalu ada bunda karena buat ayah setiap hari bersama bunda adalah hari terpenting dan paling membahagiakan. Jangan ngambek lagi ya bun, indahnya bulan dan bintang saat bersinar sempurna lebih indah lagi senyum bunda. Selamat ulang tahun ya bunda semoga selalu diberi kesehatan dan umur panjang agar selalu bisa mendampingi ayah hingga sisa umur kita nanti, aamin..

Wassalam.

Bagaimana, tidakkah meleleh hati siapapun membaca surat ini jika ditemukan di sebuah meja di kamar di antara setangkai mawar, itulah keistimewaan surat, bagaimana jika kita rasa di masa sekarang pernahkah kita merasakan debaran-debaran tak sabar menunggu surat balasan, tidak lagi bukan, semuanya terlalu cepat diketahui lewat sms, whatshapp dan masih banyak lagi, dan justru hal tersebut memicu banyak konflik pada setiap hubungan. Andai saja kita bisa kembali menerapkan kebiasaan menulis surat tentu akan sangat bermanfaat dalam memperbaiki sebuah hubungan baik individual maupun sosial.

Korespondensi saat ini terlihat makin menyempit hanya pada kalangan tertentu saja yang masih setia menggunakan surat, sedangkan di beberapa negara maju surat menyurat menjadi alat yang sangat penting sebagai penunjang professional di setiap instansi baik pemerintahan maupun swasta, sementara di Indonesia sendiri mulai langka penggunaan surat diberbagai kepentingan baik formal maupun non formal.

Kenapa tidak kita sosialisakan kembali berkirim surat (korespndensi), memperkenalkan kepada masyarakat luas bagaimana menariknya berkirim surat. Ada sensasi tersendiri saat menulis surat terlebih saat menunggu balasan. Nah kenapa tidak kita coba menyelipkan sebuah surat di atas meja atau memposkannya untuk memberi kejutan buat orang-orang tersayang. Maka anda akan mendapatkan kejutan manis karena surat anda. Wallohu a'lam.

Pengirim: Vera Verawati, Koki Waroeng Ilmu, Kuningan, Jawa Barat

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement