Rabu 08 May 2019 23:02 WIB

Tarhib Ramadhan di Kota Bogor, Ramadhan Bulan Perjuangan

Tarhib Ramadhan di Kota Bogor dengan tiga mubaligh bicara soal ketakwaan

Tabligh Akbar bertajuk Tarhib Ramadhan 1440 H.  Sekitar 1000 warga kota Bogor memadati masjid tempat diselenggarakannya Tabligh Akbar tersebut.
Foto: Asma Abdallah/Bogor
Tabligh Akbar bertajuk Tarhib Ramadhan 1440 H. Sekitar 1000 warga kota Bogor memadati masjid tempat diselenggarakannya Tabligh Akbar tersebut.

Sambutan penuh suka cita akan datangnya bulan Ramadhan di Kota Bogor sangat meriah, salah satunya dengan Tabligh Akbar bertajuk Tarhib Ramadhan 1440 H.  Sekitar 1000 warga kota Bogor memadati masjid tempat diselenggarakannya Tabligh Akbar tersebut. 

Dalam kegiatan tersebut, ada 3 Mubaligh yang menyampaikan tausiyah yang sangat menyentuh hati dan akal pikiran dalam rangka menyambut dan menyikapi kedatangan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Berikut merupakan ringkasan ceramah dari para Mubaligh. 

1. KH. Tatang Muchtar

"Ramadhan Bulan Kemenangan"

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 183). Tujuan dari puasa Ramadhan adalah meraih ketakwaan.

Untuk mencapai tujuan ini, umat Islam harus berjuang menundukkan hawa nafsu yang membelenggu. Berjuang menahan hawa nafsu dari hal-hal yang bisa membatalkan dan mengurangi pahala puasa.

Tentu bukan hal yang mudah, terlebih kemaksiatan semakin merajalela. Masih banyak yang berani bermaksiat terang-terangan di bulan suci. Hal ini karena tidak adanya Khilafah, perisai umat. Alhasil, sulit untuk menjalani ibadah puasa dengan sempurna.

Ramadhan menjadi bulan training dalam membiasakan hidup di bawah aturan Allah. Tunduk, patuh dan terikat terhadap hukum syara'. Imam Al-Ghazali membagi tiga tingkatan orang yang berpuasa. Yakni : puasanya orang awam, puasanya orang khusus dan puasa khususnya orang khusus.

Puasa orang awam adalah puasa kebanyakan orang. Hanya sekedar menahan makan dan minum serta menjaga kemaluan dari godaan syahwat. Sungguh merugi.

Puasanya orang khusus, selain menjaga dari hal yang membatalkan puasa. Ia pun menahan diri dari melakukan segala macam bentuk dosa. Puasanya para shalihin (orang-orang shalih). Puasa khususnya orang yang khusus adalah menahan segala hal yang dapat memalingkan dirinya pada selain Allah. Puasanya para nabi, Shiddiqqiin, dan Muqarrabin. 

Ramadhan, bulan kesabaran. Sabar dan istiqomah dalam kebaikan. Tengoklah shaf masjid mulai malam ke 12 yang semakin berkurang shafnya, padahal pahala terus berlipat ganda.

Selain pahala yang berlipat ganda, Allah beri keistimewaan dengan turunnya Al-qur'an di bulan suci ini juga hadirnya Lailatul Qadr. Satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.  Berbanding terbalik dengan para sahabat Rasul yang begitu terpacu mendengar jaminan pahala dan surga.

Mereka saling berlomba. Rela mengorbankan segalanya, sekalipun nyawa. Ramadhan 2 Hijriah terjadi Perang Badar. Walau secara matematika manusia, kaum Muslim kalah jumlah. Namun, atas pertolongan Allah kemenangan di tangan kaum Muslim. Keyakinan mereka akan janji Allah, sungguh luarbiasa.

"Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad 47: Ayat 7). Jaminan surga jadi pelecut girah jihad para sahabat. Ramadhan 5 H, dalam keadaan berpuasa, kaum Muslim membuat parit di perang Khandaq. Allah balas lelah mereka dengan kemenangan. Ramadhan 8 H, kaum Muslim berhasil membebaskan Mekah dari kemusyrikan. Tanpa ada perlawanan, peperangan dan pertumpahan darah.

Janji Allah itu pasti. Jaminan surga bagi para pejuang agama Allah, juga pasti. Allah tentu akan memenangkan hamba-hambaNya. Sungguh, kemenangan itu karena Allah. Allah menunjukkan kemenangan dien-Nya tak hanya di bulan suci Ramadhan. Perang Mu'tah menjadi saksi, betapa pertolongan Allah itu dekat dan nyata. Sungguh luarbiasa semangat Rasul dan para sahabat dalam mengisi bulan suci. Kita semestinya mencontoh keteladanan mereka dalam menjalani hidup dengan penuh ketaatan.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement