Kamis 25 Apr 2019 22:42 WIB

Pengorbanan Rakyat Lewat KPPS

Sebagian petugas KPPS berkorban nyawa demi terselenggaranya pemilu kali ini

Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengenakan busana tradisional dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17, Sukoharjo, Malang, Jawa Timur, Kamis (25/4/2019).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengenakan busana tradisional dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 17, Sukoharjo, Malang, Jawa Timur, Kamis (25/4/2019).

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyampaikan hingga Senin (22/4) sore sudah ada 90 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia dan 374 orang sakit dalam tugas Pemilu 2019. Penyebab meninggalnya para petugas diduga karena kelelahan bukan karena penyakit bawaan atau kambuhan. 

Hal itu dapat dipastikan karena sebelum bertugas, para petugas tersebut diwajibkan untuk membawa surat keterangan sehat dari dokter.

Baca Juga

Sebagaimana diketahui pemilu kali ini diselenggarakan serentak untuk memilih presiden, DPR, DPRD, dan DPD. Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai pemilu serentak dengan lima surat suara membuat beban kerja para petugas KPPS menjadi tidak rasional. MUI pun meminta pemerintah mengkaji ulang dan mengevaluasi penyelenggaraan pemilu serentak dalam sehari.

Penyelenggaraan pemilu tahun ini tak hanya menimbulkan berbagai masalah, bahkan juga menimbulkan korban jiwa. Pesta rakyat yang berujung mengorbankan rakyat. Berharap ke depan akan terselenggara pemilihan umum yang berpihak kepada rakyat, dalam proses maupun pemimpin yang terpilih. Karena sejatinya, pemimpin adalah penanggung jawab utama rakyat.

Pengirim: Oktavia Nurul Hikmah, Gresik Jawa Timur

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement