Jumat 12 Apr 2019 23:47 WIB

Dilema Antara Dua di Tiga Pilihan

Dilema warga untuk memilih dua pasangan calon presiden atau golput

Warga mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden 2019 di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (10/4).
Foto: Republika/Prayogi
Warga mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden 2019 di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (10/4).

Beberapa hari lagi Masyarakat Indonesia dengan serentak berbondong-bondong pergi ke tempat pemungutan suara untuk memilih calon pemimpin yang mereka kehendaki. Beragam alasan mereka dalam memilih calon pemimpinnya, ada yang cuma nge-fans dengan sosok orangnya dan ada juga yang sekedar pengen tau aja kinerjanya ketika sudah terpilih.

Namun ada juga masyarakat yang tidak memilih atau golput. Berbagai alasan pun di terlontarkan, itu hak bukan kewajiban jadi tidak ada paksaan untuk memilih, dan ada juga yang mengeluarkan pendapat meragukan kedua Paslon jika menjadi seorang pemimpin.

Baca Juga

Apakah bisa merubah keadaan Negara ini dengan lebih baik? Pada kenyataannya sudah beberapa kali ganti pemimpin pun negeri ini masih ada dalam kenestapaan tidak ubahnya seperti yang sudah-sudah. 

Masyarakat sekarang sudah semakin kritis dalam taraf berpikir nya, masyarakat sudah bosan ketika permasalahan di negara ini tidak berkesudahan, masyarakat tak butuh janji tapi bukti.

Maka dari itu ada solusi lain yang bisa menyelesaikan problem yang telah di hadapi negeri ini, hanya solusi Islam lah yang bisa mengantarkan manusia di muka bumi ini kepada keselamatan.

Pengirim: Lina Herlina asal Banjar.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement