Jumat 22 Feb 2019 16:28 WIB

Negaraku yang Kaya, Tapi Mengimpor Air

Walau tak sebesar ekspor air, harga impornya jauh lebih mahal.

Anak meminum air. Ilustrasi
Foto: AP
Anak meminum air. Ilustrasi

Dari debat kedua calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (17/2), muncul sebuah pernyataan dari Prabowo bahwa Indonesia impor air. Ternyata benar, Indonesia kerap melakukan impor air setiap tahunnya.

Bahkan pada 2017, jumlah impor air mencapai 3.168 ton (asumsi massa jenis air = 1kg/liter). Akan tetapi, dalam publikasi tersebut tidak dijelaskan mengenai bentuk kemasan air tersebut dikirim ke Indonesia.

Baca Juga

Namun, jumlah tersebut relatif kecil bila dibandingkan ekspor air yang juga telah berlangsung setiap tahun. Pada 2017, volume ekspor air mencapai 95.029 ton. Artinya, volume ekspor air Indonesia hampir 30 kali lipat volume impornya.

Jadi seharusnya, nilai impor air tidak menimbulkan kecemasan. Namun, bila ditelusuri lebih lanjut, ternyata harga air yang diimpor jauh lebih mahal ketimbang harga air yang diekspor.  Untuk setiap 1 kg air yang diimpor, Indonesia harus merogoh kocek sebesar 0,76 dolar AS. Air yang diekspor hanya dihargai 0,2 dolar AS/kg.

Indonesia kaya dengan hutan, hujan, dan sumber air. Kekayaan alam yang demikian melimpah ditambah tenaga ahli dari anak bangsa, semestinya membuat Indonesia berdaulat di negeri sendiri, memiliki ketahanan pangan hingga anggaran belanja negara bisa dialihkan bagi kemaslahatan umat. 

Kapitalisme terbukti tidak berpihak pada umat sehingga selamanya akan menimbulkan masalah.

Pengirim: Lulu Nugroho, Cirebon

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement