Kamis 18 Apr 2019 17:06 WIB

Merayakan Kemenangan Secara Bijak

Merayakan kemenangan secara bijak melalui memperbanyak istighfar dan doa

Sejumlah peserta menampilkan musik perkusi pada Festival Seni Budaya bertajuk Satu Doa Menuju Kemenangan, di Gedung Epicentrum, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (12/4/2019) sore.
Foto: Antara/Dodo Karundeng
Sejumlah peserta menampilkan musik perkusi pada Festival Seni Budaya bertajuk Satu Doa Menuju Kemenangan, di Gedung Epicentrum, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (12/4/2019) sore.

Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) telah selesai dilaksanakan. Masyarakat tinggal menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam setiap pemilihan berakhir dengan adanya pihak yang menang dan yang kalah. Semua itu terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. 

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS Ali Imran [3]: 160).

Baca Juga

Dengan pemahaman seperti itu maka akan mengantarkan kepada rasa syukur jika menang (terpilih) dan sabar jika kalah (tidak terpilih). Bagi orang yang beriman, apapun hasil akhirnya ia selalu mensikapinya dengan sabar dan syukur.

Dari Suhaib RA, Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan (kemenangan), ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah (kekalahan), ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR Muslim, Ahmad, dan ad-Darimi).

Kemenangan tidak selalu dilihat pada hasil akhirnya. Namun, pada niat dan prosesnya, lalu diproses secara benar dan penuh tanggung jawab. Maka, apapun hasil akhirnya itulah kemenangan. Keputusan Allah pada akhirnya itu yang terbaik dan sekaligus kemenangan. Yang dituntut dari kita adalah ikhtiar dan ikhtiar, usaha dan terus berusaha, bekerja dan terus bekerja.

Setelah meraih kemenangan, bagaimana cara merayakannya? Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan panduan dalam merayakan kemenangan, agar kemenangan yang diraih itu mendapatkan tambahan dukungan dari-Nya (takyidullah).

Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT berfirman, “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.” (QS an-Nashr [110]: 1). Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa kemenangan dan kesuksesan itu diraih karena pertolongan-Nya.

Tanpa pertolongan-Nya, kesuksesan (apakah itu kesuksesan dalam bisnis, karier, dan membangun rumah tangga) dan kemenangan (apakah kemenangan dalam pemilihan maupun dalam berbagai lomba) tidak akan dapat diraih.

Apabila kemenangan dan kesuksesan sudah diraih, “Maka, bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah penerima taubat.” (QS an-Nashr [110]: 3).

Yang hendaknya dilakukan setelah meraih kemenangan dan kesuksesan adalah, pertama, bertasbih dengan memuji Allah SWT. Selain meyakini bahwa kemenangan dan kesuksesan itu karena adanya pertolongan-Nya, maka lisan mengucapkan syukur alhamdulillahirabbilalamin (segala puji milik Allah pemelihara semesta alam).

Kemudian, melakukan sujud syukur dan doa. Berikut doa syukur dalam Alquran, “Rabbi awzi'ni an asykura ni'matikallati an'amta 'alayya wa 'ala walidayya, wa an a'mala shalihan tardhahu, wa adkhilni birahmatika fi 'ibadikash shalihin.”

“Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS an-Naml [27]: 19).

Kedua, memohon ampun kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar. Mengapa kita diperintahkan untuk mohon ampunan setelah meraih kesuksesan dan kemenangan? Karena bisa jadi sebelum meraih kesuksesan dan kemenangan itu tidak jarang kita melakukan kesalahan dan dosa, kurang sabar, dan kadang berprasangka buruk kepada-Nya. 

Setelah meraih kesuksesan dan kemenangan diperintahkan memperbanyak istighfar atas segala khilaf dan dosa yang telah diperbuat, baik disengaja maupun tidak. Istighfar menutupi kekurangan dan kesalahan yang telah dilakukan. Istighfar dapat melanggengkan nikmat dan menjauhkan siksa. Dan, Allah menerima orang yang mau kembali kepada-Nya dan menghapus serta memaafkan atas segala salah dan dosa.

Semoga Allah memberikan kecerdasan sipiritual kepada calon pemimpin dan anggota dewan yang meraih kemenangan (terpilih) agar dapat merayakan kemenangannya secara bijak dan sesuai tuntunan-Nya, dan bagi yang kalah diberikan kesabaran dan tetap berkontribusi dalam membangun bangsa. Amin

Pengirim: Imam Nur Suharno, Kepala HRD dan Personalia Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement