Selasa 26 Oct 2021 12:03 WIB

Nadiem Minta Kepala Daerah untuk Akselerasi Vaksinasi PTK

Tuntasnya vaksinasi PTK akan membuat kenyamanan dan keselamatan semua pihak.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Nadiem Makarim.
Foto: Kemendikbudristek
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset & Teknologi, Nadiem Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengingatkan, kepala daerah untuk memprioritaskan akselerasi vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK). Menurut dia, itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi dampak kehilangan kemampuan belajar atau learning loss pada peserta didik.

“Prioritas pertama, seperti arahan Pak Presiden, segera untuk mengakselerasi vaksinasi, menjaga protokol kesehatan, dan sekolah sudah harus tatap muka secara terbatas,” ujar Nadiem dalam siaran pers, Selasa (26/10).

Hal tersebut dia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sumatera Utara. Di sana, Nadiem melakukan audiensi dengan pimpinan daerah se-Sumatra Utara yang dipimpin oleh Edy Rahmayadi selaku gubernur. 

Pada kesempatan itu, Nadiem mengapresiasi capaian 47 persen sekolah di provinsi tersebut yang telah melaksanakan PTM terbatas hingga saat ini. “Ini saya apresiasi dan layak menjadi contoh daerah lain. Banyak daerah yang belum mencapai angka itu. Tapi tentunya masih dapat ditingkatkan, terutama jenjang PAUD dan SD,” tutur dia.

 

Dalam pertemuan secara hybrid dengan gubernur, para bupati, dan wali kota di Aula Tengku Rizal Nurdin, Kota Medan tersebut, Mendikbudristek meminta agar akselerasi vaksinasi PTK diprioritaskan. Dia mengingatkan, hal tersebut agar dampak learning loss pada anak tak semakin besar.

Terkait vaksinasi, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, yang hadir langsung dalam pertemuan tersebut menyampaikan, kota yang dia pimpin adalah kota terpadat di Sumatera Utara. Dari status tersebut, jumlah anak yang telah menerima vaksinasi hingga saat ini telah mencapai 105.651 orang atau sekitar 80 persen.

Sementara itu, target vaksinasi bagi anak usia 12 tahun ke atas per hari di Kota Medan adalah 5.000 orang. Sasaran utama dari anak rentang usia tersebut ialah para siswa yang bersekolah di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) kelas II dan III.

Beberapa waktu lalu, Staf Pendidikan Dalam Situasi Darurat Unicef, Yusra Tebe, mengatakan, meski vaksinasi tak menjadi syarat utama pembukaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, penuntasan vaksinasi PTK penting untuk dilakukan. Tuntasnya vaksinasi PTK akan membuat kenyamanan dan keselamatan semua pihak yang terlibat kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

"Walaupun tadi vaksinasi itu bukan salah satu persyaratan mutlak dalam pembukaan sekolah, tapi vaksinasi GTK itu membuat kenyamanan dan keselamatan guru beserta muridnya juga," ungkap Yusra dalam diskusi daring, Selasa (21/9).

Karena itu, Yusra menilai, percepatan vaksinasi guru penting untuk lekas dilaksanakan agar para guru, murid, dan juga para orang tua dapat merasa aman. Menurut dia, di Asia Tenggara, sudah termasuk Indonesia, persentase vaksinasi terhadap tenaga pendidik masih berada di bawah 50 persen.

"Vaksinasi pendidik dan tenaga pendidik perlu dipercepat karena ini memberikan rasa aman kepada seluruh pendidik, tenaga pendidik, siswa, dan orang tua juga," kata dia.

Yusra pada kesempatan itu mengungkapkan, penutupan sekolah seperti yang dilakukan selama pandemi ini akan menyebabkan anak-anak kehilangan haknya. Hak yang akan hilang itu, yakni hak belajar, hak berteman, hak mendapatkan rasa aman, hak atas kesehatan, dan hak atas kesejahteraan.

Untuk itu, dia mengatakan, keterlibatan semua pihak, terutama pemerintah daerah sebagai ujung tombak dalam proses pembukaan sekolah, penyiapan sekolah diperlukan. Pun demikian peran lembaga-lembaga non pemerintah dan orang tua murid juga tak kalah penting.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement