Kamis 14 Jul 2022 15:28 WIB

Animal Friends Jogja Dorong Peningkatan Kesejahteraan Hewan Ternak

Sistem kandang baterai disebut sebagai salah satu sistem yang terkejam.

Rep: c01/ Red: Yusuf Assidiq
Angelina Pane selaku founder dan Program Manager Animal Friends Jogja saat ditemui dalam acara FGD untuk kesejahteraan hewan ternak ayam dan bebek di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, DIY, Kamis, (14/7/2022).
Foto: Fitriya Nurochimah
Angelina Pane selaku founder dan Program Manager Animal Friends Jogja saat ditemui dalam acara FGD untuk kesejahteraan hewan ternak ayam dan bebek di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, DIY, Kamis, (14/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Organisasi Animal Friends Jogja mendorong peningkatan kesejahteraan hewan ternak khususnya ayam dan bebek. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong peningkatan ini adalah dengan mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD).

Kegiatan digelar di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta dan dihadiri oleh dinas terkait dari berbagai kabupaten dan kota di Yogyakarta. Salah satu founder sekaligus Program Manager Animal Friends Jogja, Angelina Pane mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan hewan ternak sejak 2016 dan dimulai dengan ayam petelur.

“Kami melihat sistem kandang baterai yang banyak sekali digunakan di Indonesia khususnya, itu adalah salah satu sistem peternakan yang terkejam. Bayangkan saja, selama masa afkir ayam yang biasanya itu sampai dua tahun itu, mereka hanya berada di dalam ruang yang sangat sempit. Mungkin satu ayam ukuran luas ruang geraknya lebih kecil dari kertas A4,” ujar Angelina saat ditemui di sela-sela kegiatan FGD, Kamis (14/7/2022).

Selain itu, Angelina menambahkan sistem kandang baterai disebut sebagai salah satu sistem yang terkejam karena setelah dua tahun ketika ayam sudah tidak bisa bertelur maka akan berakhir di tempat penjagalan. Ia menegaskan bahwa semua hewan termasuk jenis ternak dapat merasakan sakit, penderitaan, stres, dan menderita.

Sebelum acara ini berlangsung, pihaknya telah mengadakan diskusi bersama para peternak untuk memberikan sosialisasi terkait kesejahteraan hewan yang bebas kandang baterai.  Menurutnya, saat ini tengah berlangsung pembangunan pusat pelatihan bagi para peternak yang ingin mempelajari sistem peternakan kandang 'umbaran'.

Pembangunan pusat pelatihan ini diinisiasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bekerja sama dengan Global Food Partners dan Universitas Aeres dari Belanda. “Ini menjadi salah satu langkah kami juga dengan membangun jejaring agar harapannya semakin banyak peternak yang mengetahui sistem ini dan mau beralih. Apalagi sekarang banyak bisnis multinasional yang sudah mengumumkan komitmen untuk beralih, mereka hanya mau menggunakan telur ayam yang bebas kandang baterai,” jelas Angelina.

Menurut dia, mau tidak mau secara perlahan peternak harus mengikuti tren perkembangan sistem kandang umbaran. Adanya komitmen dari pelaku bisnis multinasional tersebut merupakan sebuah permintaan yang harus dipenuhi oleh pasar.

Apabila Indonesia tidak mampu memenuhi permintaan pasar maka kemungkinan akan menimbulkan kerugian. Dengan berbagai langkah holistik dan kerja sama dengan berbagai pihak, ia berharap Indonesia dapat mewujudkan sistem kandang 'umbaran' untuk kesejahteraan hewan ternak pada 2030.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement