Rabu 19 Jan 2022 17:14 WIB

Kebaya Foundation Berupaya Dorong Kebaya Diakui UNESCO

Potensi kebaya cukup bagus karena banyak sekali komunitas berkebaya.

Rep: my42/ Red: Yusuf Assidiq
Kegiatan talkshow memeriahkan acara pelantikan dan pengesahan pengurus Kebaya Foundation Yogyakarta.
Foto: Hanita Athasari Zain
Kegiatan talkshow memeriahkan acara pelantikan dan pengesahan pengurus Kebaya Foundation Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -– Pengurus Kebaya Foundation Yogyakarta telah resmi dilantik dan disahkan di Royal Darmo Malioboro Hotel Yogyakarta, Rabu (19/1). Kebaya Foundation Yogyakarta menjadi cabang pertama dari Kebaya Foundation yang bertujuan melestarikan kebudayaan dan kecintaan terhadap kebaya sebagai busana tradisional.

Pelantikan pengurus serta anggota Kebaya Foundation Yogyakarta dihadiri Tuti N Roosdiono selaku Ketua Umum Kebaya Foundation yang juga salah satu dari lima pendiri Kebaya Foundation. Beberapa tokoh lainnya turut hadir sebagai tamu undangan.

Di antaranya istri Wali Kota Yogyakarta, Anna Hariyadi, Rudi S Kamri selaku CEO Kanal Anak Bangsa, dr Mafilindati Nuraini M Kes sebagai perwakilan Pemerintah Kabupaten Sleman, dan Raden Ayu Febri Dipokusumo.

Kebaya Foundation yang terbentuk sejak Mei 2021 memiliki tujuan utama mendorong pemerintah untuk mencanangkan Hari Berkebaya Nasional, mendirikan museum kebaya, meningkatkan literasi kebaya dengan membuat buku sejarah kebaya, mendorong tumbuh kembangnya UMKM kebaya di Indonesia, dan untuk mendorong kebaya diakui oleh UNESCO.

Seperti dijelaskan Ketua Kebaya Foundation Jogjakarta, Tersierra Rosa, bahwa Kebaya Foundation merupakan turunan dari Yayasan Kebaya Warisan Indonesia yang fokus terhadap kebaya sebagai busana tradisional Indonesia. Tak hanya itu, Kebaya Foundation juga aktif bergerak di bidang sosial, khususnya perempuan dan anak-anak.

“Kami concern terhadap kebaya sebagai budaya Indonesia untuk mencegah negara lain yang semakin banyak meng-complain kebaya adalah milik mereka. Di Yogyakarta, potensi kebaya juga cukup bagus karena banyak sekali komunitas berkebaya”, jelas Tersierra.

Ia menambahkan, program-program terdekat dari Kebaya Foundation Jogjakarta adalah mengunjungi Pondok Pesantren Anshorullah di Playen, Gunungkidul, untuk memberikan pendampingan psikologis kepada para santriwati. Selain itu, Kebaya Foundation Jogjakarta juga akan berkunjung ke lapas wanita yang sedang menggalakkan kegiatan membatik.

Terakhir, anggota Kebaya Foundation Jogjakarta juga akan berbelanja di sekitar kawasan Malioboro sambil berkebaya. Acara pelantikan dan pengesahan pengurus Kebaya Foundation Jogjakarta dimeriahkan dengan gelaran fashion show dan talkshow. Talkshow menghadirkan Raden Ayu Febri Dipokusumo.

“Masih banyak masyarakat yang belum paham filosofi kebaya maupun batik, jadi masih ada kesalahan dalam penggunaannya. Yang perlu diketahui pula, di balik perempuan yang dandan cantik dengan kebaya, perempuan itu dilahirkan sejatinya untuk bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan”, ujar Raden Ayu Febri Dipokusumo.

Sementara itu, Sekretaris Umum Kebaya Foundation, GKR Bendara, menyatakan Kebaya Foundation memiliki harapan untuk dapat mewujudkan normalisasi berkebaya di kehidupan sehari-hari.

“Ayo rekan-rekan, umur berapapun kalian, mari kita lestarikan dan normalisasi berkebaya untuk kehidupan sehari-hari”, pesan GKR Bendara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement