Ahad 14 Mar 2021 15:14 WIB

Harga Cabai Mencapai Rp 120 Ribu per Kg

Cabai mengalami gagal panen lantaran terserang hama penyakit pada musim hujan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Pedagang menimbang cabai.
Foto: SISWOWIDODO/ANTARA
[Ilustrasi] Pedagang menimbang cabai.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO – Harga cabai di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tidak pernah turun dan semakin mahal sejak beberapa waktu bulan terakhir. Pada Ahad (14/3), pedagang sayur di pasar-pasar tradisional wilayah Kabupaten Banyumas menjual cabai dengan harga Rp 120 ribu per kg untuk cabe rawit merah.

Dalam kondisi harga seperti ini, cabai busuk atau cabai yang terkena hama jamur, juga laku dijual pedagang. Harganya mencapai Rp 40 ribu per kg. 

Baca Juga

“Harga cabai memang mengalami kenaikan setiap hari. Kemarin kami masih menjual Rp 100 ribu per kg, sekarang naik jadi Rp 120 ribu per kg,” kata Rifai, seorang pedagang di Pasar Manis Kota Purwokerto.

Harga cabai yang sangat tinggi ini juga ditetapkan para pedagang di Pasar Wage Kota Purwokerto. “Tidak ada bedanya, disini juga harganya sampai Rp 120 ribu per kg untuk cabai rawit merah,” kata Darsini (52), pedagang sayur di Pasar Wage.

Rifai menyebutkan, kenaikan harga cabai di pasar-pasar ini, hanya mengikuti harga jual pemasoknya. “Dari pemasoknya harga juga mengalami kenaikan setiap hari. Kami juga mengeluhkan kenaikan harga ini, karena modal untuk membeli cabai menjadi makin besar, sedangkan untungnya tidak banyak,” katanya.

Berdasarkan keterangan pemasok, harga cabai terus mengalami kenaikan karena cabai di sentra-sentra pertanian mengalami gagal panen lantaran terserang hama penyakit. Penyebabnya, curah hujan yang tinggi. 

“Curah hujan tinggi memang menjadi musim yang paling ditakuti petani cabai. Curah hujan menyebabkan hama jamur banyak menyerang tanaman cabai, sehingga banyak yang mati. Kalau pun tanamannya bertahan, cabainya banyak yang busuk,” katanya.

Dengan banyaknya tanaman cabai yang terserang hama, Rifai menyebutkan, pasokan cabai di pasar-pasar juga menjadi terus berkurang. “Ini yang menyebabkan harga cabai terus mengalami lonjakan,” katanya.

Mengingat tingginya harga cabai, menurutnya, banyak pedagang tidak berani membeli stok cabai terlalu banyak. Hal ini mengingat masyarakat juga mengurangi pembelian cabai. 

“Warga yang biasanya membeli cabai 0,25 kg, sekarang dikurangi menjadi hanya 1 ons. Kalau kami beli banyak,  kami juga khawatir malah banyak yang busuk,” katanya.

Berdasarkan pantauan, harga cabai yang meroket tidak hanya untuk cabai rawit merah saja. Tapi juga untuk jenis cabai lainnya. Seperti cabai merah besar mencapai Rp 50 ribu per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement