Rabu 10 Aug 2022 08:18 WIB

Panen Tembakau Dimulai, Petani Temanggung Inginkan Harga Jual Lebih Baik

Musim panen tembakau kali ini akan berlangsung bulan Agustus sampai September nanti.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo mengawali prosesi ‘wiwitan’ atau tradisi pemetikan pertama daun tembakau sebagai penanda dimulainya masa panen raya tembakau di di Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (9/8).
Foto: Humas Pemprov Jateng
Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo mengawali prosesi ‘wiwitan’ atau tradisi pemetikan pertama daun tembakau sebagai penanda dimulainya masa panen raya tembakau di di Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Masa panen raya tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dimulai. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengawali masa panen tembakau bersama masyarakat di lereng gunung Sindoro.

Dalam kesempatan ini, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut mengawali panen raya tembakau melalui prosesi wiwitan dengan memetik 12 daun pertama, di Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Selasa (9/8/2022).

Prosesi ini ini ada hitungannya dan ada hubungannya dengan tradisi leluhur warga setempat. "Karena Selasa Pahing jumlahnya 12. Selasa itu angkanya 3 dan Pahing (penanggalan Jawa) jumlahnya 9, maka jumlahnya 12," kata Ganjar.

Kepercayaan yang ada di masyarakat, lanjut gubernur, dijadikan simbol untuk memulai wiwitan atau awal permulaan masa petik daun tembakau musim panen kali ini.

Prosesi wiwitan tembakau merupakan tradisi di Kabupaten Temanggung. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya untuk mengawali masa panen tembakau. Acara wiwitan kali ini berlangsung meriah dibandingkan tahun lalu karena sebelumnya dilakukan di masa pandemi Covid-19.

"Selama pandemi tidak banyak yang bisa melaksanakan, tetapi hari ini mereka bisa melaksanakan wiwit petik tembakau, tentu semua berdoa agar hasil panen tembakau kali ini juga  bagus," katanya menambahkan.

Persoalan yang selalu menjadi pertanyaan adalah berapa harga yang dipatok oleh pabrikan selaku pembeli. Oleh karena itu, gubernur juga berpesan agar pabrik atau pembeli tembakau bisa memberikan harga yang bagus kepada para petani.

Selain itu, kepada para penyuluh pertanian untuk mendampingi para petani. Pendampingan ini sebenarnya dilakukan sejak awal menanam sampai selesai atau pascapanen.

Sebab para petani tembakau juga sudah berpengalaman dalam menanam tembakau, merawat tanaman dan bagaimana menjaga kualitas tembakau. Sehingga kalau kualitasnya bisa dijaga, harganya akan bagus.

"Nanti saya juga akan ketemu dengan para grader dengan pabrikan untuk sama-sama membuat simbiosa mutualisme, sehingga petaninya menanam hasilnya bagus, pabrikannya membeli, semua happy, semua senang. Ini perlu dirawat dengan komunikasi yang baik," katanya.

Salah seorang petani tembakau di Desa Giripurno, Waripto (56) mengatakan musim panen tembakau kali ini akan berlangsung bulan Agustus sampai September nanti.

Sejauh ini, ia melihat tanaman tembakau tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu ia berharap agar harga yang diberikan pembeli kepada petani nantinya juga akan bagus.

"Secara umum, kondisi tanaman tembakau tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Harapannya pasti juga bisa laku mahal," kata anggota Kelompok Petani Tembakau Ngudi Rahayu Désa Giripurno ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement