Selasa 21 Dec 2021 15:27 WIB

Warga Desa Randegan Banyumas Tanam Palawija di Jalan Rusak

Jalan yang tak kunjung diperbaiki itu menyebabkan aktivitas ekonomi warga terganggu.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Warga Desa Randegan Banyumas saat menanam palawija di jalan yang rusak.
Foto: Dokumen.
Warga Desa Randegan Banyumas saat menanam palawija di jalan yang rusak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Geram dengan kondisi jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki selama tujuh tahun, warga Desa Randegan, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menanami jalan rusak tersebut dengan tanaman palawija. Aksi spontan ini merupakan yang kedua kalinya, sebagai bentuk protes warga kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas.

Menurut Kepala Desa Randegan, Sarman, awalnya jalan tersebut merupakan jalan desa yang menghubungkan antara Desa Randegan dan Rahaweng. Jalan ini juga menuju ke arah Cilacap.

"Ada yang nanam cabai, sereh, dan pisang, itu bentuk protes warga. Jalan itu rusak sekitar 6-7 tahun, semenjak jadi jalan kabupaten belum pernah diperbaiki," kata Sarman, Selasa (21/12).

Jalan yang rusak sepanjang dua kilometer, sedangkan yang rusak melebihi separuhnya. Menurut Sarman, jalan yang tak kunjung diperbaiki tersebut menyebabkan aktivitas ekonomi warga terganggu.

Anak-anak pun sulit untuk pergi ke sekolah. Padahal jalan tersebut merupakan jalan yang paling dekat dan datar untuk dilalui.

"Itu kan jalur anak sekolah, hasil bumi dam lainnya. Kalau lewat jalan kabupaten lain kan terlalu naik, dan jalan itu jadi alternatif paling dekat juga paling datar," ujar Sarman.

Musim penghujan menyebabkan jalan itu semakin rusak, sehingga warga yang sudah merasa kesal dengan Pemda kembali menanam palawija di jalan tersebut. Menurut mereka hasil dari tanaman tersebut nantinya akan dikumpulkan untuk memperbaiki jalan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas, Irawadi menjelaskan bahwa jalan itu akan segera diperbaiki di tahun depan. "Rencana kami tangani awal 2022. Baru dengan anggaran pemeliharaan Rp 200 juta," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement