Rabu 07 Jul 2021 16:56 WIB

Solo Sediakan Isolasi Terpusat untuk OTG Ibu Hamil dan Anak

Warga nantinya tidak akan diizinkan menjalani isolasi di rumah.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Selasa (15/6/2021). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Solo, tingkat keterisian ruang isolasi untuk pasien COVID-19 di 16 rumah sakit Kota Solo saat ini mencapai 78 persen dan ruang isolasi ICU mencapai 91 persen.
Foto: Antara/Maulana Surya
Petugas merawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Selasa (15/6/2021). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Solo, tingkat keterisian ruang isolasi untuk pasien COVID-19 di 16 rumah sakit Kota Solo saat ini mencapai 78 persen dan ruang isolasi ICU mencapai 91 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana mengalokasikan satu tempat sebagai lokasi isolasi terpusat khusus ibu hamil, balita dan lansia yang terpapar Covid-19 tanpa gejala (OTG). Saat ini, sudah ada delapan tempat isolasi terpusat yang disiapkan Pemkot untuk karantina OTG.

Delapan tempat isolasi tersebut terbagi menjadi, dua tempat isolasi OTG terpusat tingkat kota, dan enam tempat isolasi terpusat di tingkat kecamatan. Rinciannya, dua tempat isolasi terpusat tingkat kota yakni, Solo Techno Park (STP) dan Graha Wisata Niaga. STP memiliki kapasitas 80 tempat tidur dan sudah terisi 73 orang. Sedangkan Graha Wisata berkapasitas 150 tempat tidur, saat ini masih disiapkan perlengkapannya.

Baca Juga

"Kriterias isolasi mandiri terpusat baru disiapkan untuk ibu hamil, lansia dan anak-anak. Intinya, kita harus memisahkan yang sakit dari yang sehat," kata Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, kepada wartawan, Rabu (7/7).

Dengan adanya tempat isolasi terpusat, maka pasien Covid-19 OTG akan tidak diperbolehkan menjalani isolasi mandiri di rumah. Tujuannya agar tidak semakin menyebarkan Covid-19 di lingkungan mereka.

"Intinya yang paling urgen sekarang memisahkan yang sehat dengan yang sakit. Kami siapkan tempat-tempat. STP dan SDN Cemara 2 hampir penuh, makanya kami tambahi tempat isolasi terpusat," ujarnya.

Gibran menyatakan, sekolah-sekolah yang digunakan sebagai tempat isolasi terpusat tersebut rata-rata memiliki bangunan baru dengan fasilitas toilet yang bagus. Sehingga, diharapkan warga merasa nyaman di lokasi isolasi tersebut.

"Yang saya lihat isolasi mandiri tidak tertib, masih banyak ditemukan keluar-keluar, wedangan (angkringan), pergi-pergi, banyak yang spt itu merasa dirinya sudah sehat padahal masih sakit dan potensi menular," kata dia.

 

Sementara itu, isolasi terpusat tingkat kecamatan yakni, SDN Cemara 2 yang memiliki pasitas 124 tempat tidur dan sudah terisi 77 orang. Kemudian, SMPN 8 berkapasitas 147 tempat tidur belum terisi, SMPN 25 berkapasitas 171 tempat tidur belum terisi, dan SMPN 19 berkapasitas 125 tempat tidur tapi belum beroperasional karena masih dilengkapi perlengkapannya.

 

Selanjutnya, SMPN 11 berkapasitas 112 tempat tidur belum operasional karena masih dilengkapi perlengkapannya, serta SDN Cengklik 1 dan 2 dengan kapasitas 126 tempat tidur juga masih dilengkapi perlengkapannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, intinya saat ini pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah akan diambil oleh Pemkot dibawa ke tempat isolasi terpusat. Jika ada yang menolak, maka penjemputan bakal melibatkan personel Kepolisian.

"Data ada 3.000-an yang isolasi mandiri tapi kan yang akan diambil yang kasusnya lima hari terakhir. Kalau yang sudah lima hari bisa diselesaikan karantina," terang Siti kepada wartawan.

Di sisi lain, adanya paket isolasi mandiri yang disediakan oleh hotel, menurutnya sudah di bawah pengawasan Dinas Kesehatan. Dia mempersilakan bagi warga yang mampu jika ingin isolasi mandiri di hotel.

Advertisement
Berita Lainnya