Kamis 24 Jun 2021 16:51 WIB

Kepala Daerah se-Solo Raya Seragamkan Aturan Covid-19

Korem menginginkan kesepakatan aturan yang akan dikeluarkan para kepala daerah.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kepala Daerah se-Solo Raya Seragamkan Aturan Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Republika
Kepala Daerah se-Solo Raya Seragamkan Aturan Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Kepala daerah di wilayah eks Karesidenan Surakarta atau Solo Raya memutuskan untuk menyeragamkan aturan pengendalian Covid-19. Sebab, wilayah yang terdiri dari Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten dan Boyolali tersebut memiliki keterkaitan dan mobilitas masyarakat antar wilayah cukup tinggi.

Para kepala daerah tersebut melakukan pertemuan yang difasilitasi Komandan Korem (Danrem) 074/Warastratama Kolonel Inf Deddy Suryadi di Makorem setempat, Kamis (24/6).

Danrem menyatakan, Korem menginginkan kesepakatan aturan yang akan dikeluarkan para kepala daerah se-Solo Raya. "Jadi kesepakatan atau aturan-aturan yang akan diberlakukan nanti tidak hanya berlaku khusus untuk daerah-daerah tertentu, tentu Solo Raya yang memiliki keberagaman dan keterkaitan antardaerah sehingga saling berhubungan," terang Danrem kepada wartawan seusai pertemuan.

Oleh sebab itu, lanjutnya, Korem bersama kepala daerah se-Solo Raya memiliki kesepakatan bersama untuk menjalankan instruksi dari pemerintah pusat, khususnya yang berkaitan dengan pembatasan-pembatasan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

 

"Poinnya, kesepakatan khususnya yang berkaitan dengan tempat wisata, kemudian jam operasional pusat perbelanjaan, mal dan pasar tradisional dan juga kita memiliki kekhususan di Solo Raya di pasar-pasar tradisional, orang yang berjualan angkringan itu yang perlu ada kesepakatan bersama," jelas Danrem.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyatakan, semua kepala daerah sudah berkumpul dan kompak agar aturan yang diambil tidak berbeda-beda atau jalan sendiri-sendiri. "Ya kita harus kompak, misalnya tempat wisata, hajatan, semua harus kompak, jam operasional warung dan lain-lain semua harus kompak," kata Gibran.

Menurutnya, semua bupati sudah menyetujui untuk penutupan tempat wisata. Sedangkan operaisonal mal mengikuti aturan dari Instruksi Mendagri yang membatasi operasional sampai pukul 20.00 WIB.

"Surat Edaran (SE) yang disamakan, jam operasional mal, warung. Yang penting disamakan. Angkringan tetap buka, menerima dine in tapi terbatas sesuai dengan yang di SE tadi. Tapi belum saya tanda tangani lho ya masih pakai SE lama," ungkap putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.

Gibran mengungkapkan prisipnya dia mempersilakan angkringan buka tetapi ada batasan waktunya. Jika ingin buka sampai agak malam, tidak perlu menata kursi/tikar, melainkan makanan wajib dibungkus bawa pulang maupun layanan pesan antar.

Sedangkan untuk kegiatan hajatan, Gibran memastikan hajatan yang digelar di hotel dan gedung-gedung sudah sesuai protokol kesehatan. Semua tamu memakai masker dan makanan dibungkus untuk dibawa pulang.

Meski demikian, Gibran menilai tidak semua harus diseragamkan. Misalnya, di Boyolali ada pasar yang bukanya sore dan di Solo ada Pasar Ikan yang bukanya malam sampai Subuh.

"Saya titip pesan disitu harus ada pos penjagaan, untuk benar-benar menjaga biar tidak ada kebocoran," ucap Gibran.

Pemkot Solo mengambil kebijakan melakukan swab kepada seluruh pengunjung maupun pedagang dari luar kota di sejumlah pasar seperti Pasar Ikan, dan pedagang bermobil di Pasar Cinderamata.

Sebab, Gibran mengaku jika Pasar Ikan ditutup, maka Pemkot akan mengalami kerugian besar. "Soalnya perputaran uang di situ besar sekali. Tiap harinya Pasar Ikan ini transaksinya ratusan ton ikan, jadi tidak mingkin saya tutup. Kalau saya tutup kasihan. Makanya harus ada tindakan preventif ya itu tadi wajib swab," paparnya.

Gibran juga menekankan, rumah sakit di Solo tidak akan melarang rujukan-rujukan pasien Covid-19 dari kota lain. Solo siap menerima pasien Covid-19 tetapi harus mengikuti standar operasioal prosedur (SOP) yang sudah ada. Misalnya, jangan sampai pasien diantar oleh mobil pribadi.

"Pokoknya Solo siap men-support, kita harus bergandengan tangan semua, tidak boleh saling menyalahkan. Kami siap menyeragamkan SE yang baru. Saya tidak mau ekonomi dan kesehatan dikorbankan secara bersamaan," pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengatakan, Bupati dan Wali Kota se-Solo Raya kompak dalam berupaya menekan laju Covid-19 dengan tetap tenang, sabar dan terus berdoa. Dalam forum tersebut, dia juga mengusulkan adanya penambahan kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan.

"Masing-masing bupati/wali kota sudah menyiapkan itu semuanya. Yang jelas pasien tetap tertangani dengan baik, pemerintah akan terus hadir dan mendampingi mereka semua. Kita sambil berdoa. Membangun narasi positif Covid-19 segera berlalu," ujar Juliyatmono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement