Senin 19 Apr 2021 14:42 WIB

Warga Lereng Perbukitan Diminta Waspada Bahaya Longsor

Pada masa pancaroba, potensi hujan disertai angin kencang tetap besar.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah kendaraan melintasi lokasi tanah longsor.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah kendaraan melintasi lokasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Warga Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang bermukim di kawasan lereng perbukitan maupun pegunungan diimbau tidak mengabaikan kewaspadaan terhadap bahaya bencana alam tanah longsor. Meski sebagian wilayah di Jateng, termasuk Kabupaten Semarang, sudah memasuki pancaroba, potensi bencana alam seperti tanah longsor dan angin ribut masih tetap mengintai pada masa peralihan musim.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengatakan, pada masa pancaroba seperti sekarang ini, potensi hujan disertai angin kencang masih tetap besar. Sehingga tetap membutuhkan kewaspadaan dari masyarakat khususnya yang berada di permukiman rawan bahaya longsor untuk tetap berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.

“Potensi bencana tanah longsor dan angin kencang biasanya masih kerap terjadi, justru ketika masa peralihan musim hujan ke musim kemarau,” ungkapnya, di Ungaraan, Kabupaten Semarang, Senin (19/4).

Terlebih lagi fenomena cuaca yang dinamis di kawasan Samudra Pasifik juga turut mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia. Makanya, lanjut Heru, selain tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana tanah longsor, warga juga diminta mewaspadai berbagai dampak terjadinya bencana angin ribut.

Jika masyarakat masih menjumpai ada pohon yang rimbun bisa dikurangi ketinggian serta kerapatan ranting-rantingnya agar tidak menyebabkan musibah saat tertiup angin kencang. “Demikian halnya ketika ada pohon yang sudah kelihatan rapuh, disarankan secepatnya dipotong guna menghindari kerugian materi maupun korban jiwa akibat terjadinya musibah pohon tumbang,” tegasnya.

BPBD setempat, lanjut Heru, juga mengimbau agar seluruh desa tangguh bencana yang ada tetap mewaspadai dengan mengakses perkembangan kondisi cuaca. Harapannya, seluruh komponen desa tangguh bencana tetap memonitor dan meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi berbagai ancaman maupun potensi bahaya kebencanaan.

Sistem koordinasi berjenjang dalam rangka mempercepat informasi kebencanaan harus tetap dipertahankan, paling tidak untuk keselamatan dan keamanan di lingkungan masing-masing. Dengan begitu, ancaman terjadinya bencana alam yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dalam jumlah banyak (massal) dapat diantisipasi oleh segenap komponen desa tangguh bencana.   

Tak terkecuali dua desa tangguh bencana yang baru saja diluncurkan BPBD Kabupaten Semarang. Masing-masing desa tangguh bencana Candirejo, Kecamatan Tuntang, dan Desa Tawang, Kecamatan Susukan.

“Terlebih lagi, setelah masa pancaroba berlalu, potensi bencana alam di masa musim kemarau juga kembali meningkat. Ketika masuk musim kemarau nanti ancaman kita jelas kebakaran dan bencana kekeringan,” ungkap dia.

Oleh karena itu, kewaspadaan dan upaya antisipasi segenap komponen kebencanaan di sejumlah wilayah dengan risiko ancaman bencana alam sangat dibutuhkan sebagai sebuah langkah dan upaya mitigasi .

“BPBD juga terus memonitor perkembangan terbaru kondisi cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan akan menyampaikannya kepada masyarakat yang lebih luas di Kabupaten Semarang,” jelasnya.  

Sedangkan untuk mengantisipasi potensi bencana kekeringan pada musim kemarau tahun ini, Heru juga memastikan Pemkab Semarang juga sudah menyiapkan bantuan air bersih yang diperuntukkan bagi warga terdampak.

Pemkab pada tahun ini menyiapkan bantuan air bersih yang dialokasikan oleh BPBD Kabupaten Semarang. Untuk tahun ini, telah disiapkan alokasi anggaran untuk 150 tangki berkapasitas masing-masing 5.000 liter air bersih.

BPBD juga telah memetakan sejumlah wilayah yang ada di daerahnya dan rawan terhadap terjadinya bencana alam kekeringan. “Seperti Kecamatan Bancak, Kecamatan Pringapus, Kecamatan Bringin, dan lainnya,” tambah Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement